Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sedang Galau? Coba Cicipi Hintalu, Telur Penerang Hati

Kompas.com - 03/06/2016, 18:02 WIB

HINTALU, si penerang hati ini banyak ditemui di Kalimantan Selatan. Hintalu adalah kata Bahasa Banjar yang berarti telur.

Di masyarakat suku Banjar, fungsinya tak sekadar sebagai telur yang bisa dimakan, namun sebagai media pengobatan, khususnya masalah hati dan pikiran. Makanya dinamakan Hintalu Penerang Hati atau telur penerang hati.

Telur yang digunakan adalah telur bebek yang direbus. Cangkangnya lalu diwarnai dengan kesumba namun ada juga yang tak diwarnai.

Di bagian luar kulit telurnya ditulisi gambar-gambar tertentu untuk menandai bahwa itu adalah Hintalu Penerang Hati.

Telur ini banyak ditemui di sekitar makam Syekh Muhammad Arsyad Albanjari atau Datuk Pelampayan di Desa Pelampayan Tengah, Kecamatan Astambul, Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.

Satu butir telur dijual Rp 4.000. Pembuatnya adalah warga desa setempat.

“Biasanya mereka membuatnya malam, direbus dulu, lalu pagi-paginya diantar kemari untuk dijual,” terang seorang penjualnya, M Syarkawi.

Telur ini tak sekadar direbus, namun didoakan juga saat memasaknya. “Doanya tergantung si pembuatnya, dia maunya mendoakan apa untuk pemakannya,” ujarnya.

Lantas oleh penjualnya telur-telur itu didoakan lagi jika ada yang hendak membelinya. Biasanya doanya berupa doa penerang hati.

“Supaya yang memakan hatinya tenang, terang. Kalau untuk anak kecil biasanya supaya otaknya lancar, pintar sekolahnya,” lanjutnya.

Telur ini tak hanya dijual, namun biasanya juga dipakai sebagai dekorasi di payung kembang saat prosesi khataman Alquran. Telur tersebut memang sudah lama menjadi bagian dari budaya masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan.

Murnita, salah satu pembeli mengaku tertarik membeli untuk kesehatan badannya. Dia menderita tekanan darah tinggi.

“Sebelum memakannya, berdoa agar penyakit saya sembuh. Siapa tahu dengan media Hintalu Penerang Hati ini jadi sembuh,” ucapnya.

Pembeli lainnya adalah sepasang suami istri yaitu Jumri dan Masriyah.

Mereka membeli dua biji telur tersebut untuk anak mereka yang masih balita.
“Supaya anak kami ini pintar, sehat, saleh nantinya kalau sudah besar,” ucap Jumri.(BANJARMASIN POST/ YAYU FATHILAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com