BIAK, KOMPAS.com - WWF Indonesia memiliki satu kapal yang berfungsi untuk mengampanyekan pendidikan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat kampung, mengajarkan masyarakat untuk memonitoring sumber daya alam setempat. Kapal tersebut bernama Gurano Bintang.
Gurano Bintang dalam bahasa Papua berarti ikan hiu paus. Ikan tersebut diketahui dapat dijumpai di perairan Teluk Cenderawasih. Sama seperti wilayah kerja kapal Gurano Bintang.
Beruntung, KompasTravel berkesempatan untuk ikut serta dalam ekspedisi Saireri kapal Gurano Bintang.
"Kapal ini dibangun tahun 2006 dan selesai tahun 2007. Nama pertamanya bukan Gurano Bintang, tapi Kotekelama yang artinya paus," ungkap Kapten Kapal Gurano Bintang, Bardin Tandiono, Jumat (10/6/2016).
Kapal yang awalnya bekerja untuk proyek Solor-Alor ini baru diganti nama menjadi Gurano Bintang pada tahun 2011 saat mulai beroperasi di Teluk Cenderawasih.
Dari luar, penampilan kapal Gurano Binang sangat meriah. Dengan warna kuning dan berbagai lukisan binatang laut.
"Ada enam kamar tidur. Satu kamar tidur untuk delapan orang satu untuk empat orang, dan empat kamar tidur untuk dua orang," ujar Bardin.
Selain itu, Gurano Bintang juga memiliki dua ruang rapat, satu ruang santai, dan satu ruang kemudi.
Uniknya kapal Gurano Bintang ini memiliki dua sekoci, bernama Remora dan Napoleon. Ikan Remora sejatinya adalah ikan kecil yang berenang berdampingan dengan hiu paus.
Kesan KompasTravel mengikuti Ekspedisi Saireri menggunakan kapal Gurano Bintang ini, sungguh nyaman. Fasilitas sangat memadai, bersih, dan makanan yang disediakan pun lezat. Tak heran Kapal Gurano Bintang ini diserbu oleh anak-anak kampung sekitar saat berlabuh.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.