Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seblang Olehsari, Tarian Magis dari Sang Gadis

Kompas.com - 15/07/2016, 17:09 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Kabupaten Banyuwangi memiliki tarian magis yang digelar setiap setahun sekali setelah Hari Raya Idul Fitri. Tarian yang dibawakan seorang gadis dalam keadaan tidak sadar tersebut dikenal dengan tarian Seblang Olehsari.

Tarian tersebut dilakukan selama tujuh hari berturut-turut pada bulan Syawal di Desa Olehsari, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi. Penentuan waktu dan siapa yang akan menarikan tarian yang berusia ratusan tahun tersebut melalui proses 'kejiman' atau kerasukan yang dialami oleh tetua di Desa Olehsari, Banyuwangi.

Di tahun 2016, kejiman berlangsung pada 6 hari sebelum Lebaran dan menunjuk Fadiah Yulianti (10), gadis yang masih bersekolah kelas 3 SDN 1 Glagah sebagai penari Seblang. Anak kedua pasangan Misati dan Juli ini sudah dua tahun berturut-turut sebagai penari Seblang menggantikan sepupunya yang bernama Suidah yang telah menikah.

Masyarakat memercayai jika penari Seblang pertama kali harus seorang gadis dan keturunan dari Seblang pertama. Sedangkan pelaksaan dilakukan pada Jumat (8/7/2016) hingga Kamis (14/7/2016). Padahal sebelumnya, tarian magis yang masuk dalam agenda Banyuwangi Festival tersebut dijadwalkan pada Senin (11/7/2016).

"Jadwalnya maju karena sesuai petunjuk leluhur kami yang merasuk ke dalam tubuh Mbah Marni (kejiman), Seblang harus diadakan tanggal 8 Juli. Mau tidak mau kami harus mengikuti," jelas Mbah Sawan (85), pemangku Seblang kepada Kompas.com, Rabu (13/7/2016).

Persiapan dimulai sekitar pukul 13.00 WIB. Fadiah, sang penari berdandan di rumah tetua adat. Seluruh tubuhnya dilumuri dengan lulur warna kuning atau dikenal dengan nama "atal".

Tidak seperti penari pada umunya, penggunaan make up sangat minimalis. Hanya bedak tipis, perona mata, dan lipstik. Setelah menggunakan kain panjang dan menggunakan kemben, Diah begitu panggilannya menutupi kepala dan wajahnya dengan kain panjang.

Lalu mereka bersiap di jalan desa dengan rombongan keluarga yang akan mengiringi penari Seblang menari. Seorang dukun membakar dupa dan seorang perempuan tua membawa makhkota Seblang yang terbuat dari pupus daun pisang, yang diletakkan di atas sebuah nampan.

Selanjutnya rombongan tersebut berjalan menuju pentas Seblang yang terletak di tengah Desa Olehsari. Ratusan orang telah menunggu kedatangan penari. Di bawah payung agung, ritual tari tradisi Seblang dimulai.

Ira Rachmawati / Kompas.com / Banyuwangi Tarian Seblang dibawakan selama tujuh hari berturut turut sebagai acara bersih desa
Penari memegang nampan lalu doa-doa dirapalkan. Jika nampan yang dipegang jauh, berarti sang penari sudah kerasukan dan dia akan menari selama kurang lebih 3 jam diiringi oleh sinden dan pemain musik yang masih memiliki kekerabatan.

Penari Seblang menari mengelilingi payung Agung diiringi sekitar 45 gending atau lagu. Penari juga mengajak penonton untuk menari dengan melemparkan selendang ke kerumunan masyarakat.

Siapa yang terkena selendang wajib naik ke atas pentas dan ikut menari bersama seblang. Sementara itu saat gending yang dimainkan Kembang Dirmo, penari Seblang menjual bunga yang berisi 3 kuntum bunga yang dirangkai di bambu kecil.

Masyarakat percaya bunga tersebut memiliki khasiat untuk keselamatan, keberuntungan, rejeki dan tolak bala. Harga yang dijual adalah Rp 5.000 untuk dua bilah bambu berisi bunga.

"Masyarakat sini percaya kalau minum rendaman bunga ini agak terjaga keselamatannya, banyak rejekinya, dan juga enteng jodoh," jelas Mbah Sawan.

Ritual tersebut akan berlangsung selama 7 hari berturut turut dan pada hari terakhir mereka akan keliling Desa Olehsari dan juga ziarah Mbah Buyut Ketut, yang dipercaya sebagai leluhur desa.

Sementara itu Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas kepada Kompas.com mengatakan Seblang adalah salah satu contoh kegiatan festival yang muncul dari masyarakatar tanpa ada intervensi terhadap penyelenggaraan karena sudah menjadi adat tradisi.

"Kita cukup mendukung infrastruktur sekitar dan melakukan promosi hingga akhirnya tradisi ini mendapatkan perhatian khalayak yang lebih luas,” ujar Anas. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
DAOP 6 Yogyakarta Tambah 6 Kereta Tambahan Jarak Jauh untuk Long Weekend

DAOP 6 Yogyakarta Tambah 6 Kereta Tambahan Jarak Jauh untuk Long Weekend

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com