Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Festival Budaya Pertanian Ramai Pengunjung pada Hari Libur

Kompas.com - 01/08/2016, 11:36 WIB
Kontributor Denpasar, Sri Lestari

Penulis

BADUNG, KOMPAS.com - Acara Festival Budaya Pertanian yang digelar di Jembatan Tukad Bangkung, Desa Plaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung, Bali yang berlangsung empat hari sejak 29 Juli hingga 1 Agustus 2016, tetap banyak dikunjungi, terutama hari libur Minggu (31/7/2016).

Pengunjungnya tidak hanya warga lokal saja, wisatawan nusantara dan asing tampak terlihat menikmati suasana yang berbeda dari festival-festival lainnya di mana lokasinya berhawa sejuk, stan pameran juga menghadirkan hasil bumi masyarakat Kabupaten Badung.

"Ini acara tahunan, ya merasa beda saja kalau ke sini. Waktu pembukaan kan saya juga datang lihat pawai. Sekarang ke sini lagi, rumah saya sih Denpasar, tapi lumayan sih jaraknya," kata Ni Luh Sriani di Badung, Minggu (31/7/2016).

Berbeda dengan salah satu wisatawan asal Australia bernama Grace yang sudah dua kali datang ke acara ini. Menurut Grace, dirinya sering ke Bali karena bisnis, dan menyempatkan diri datang ke Festival Budaya Pertanian.

KOMPAS.com/SRI LESTARI Festival Budaya Pertanian di Jembatan Tukad Bangkung, Desa Plaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung, Bali, Minggu (31/7/2016).
"Saya sering ke Bali, saya bisnis di sini. Saya sudah dua kali datang, sekarang datang lagi. Bagus, cantik, segar," kata Grace.

Festival Budaya Pertanian pada tahun ini memasuki tahun ke-5 dengan mengangkat tema "Bhupalaka Raksa Raksitah" yang artinya memimpin dan mengayomi.

Acara dibuka pada Jumat (29/7/2016) yang diawali dengan pawai budaya pertanian di mana menampilkan seni budaya yang dipadukan dengan ornamen-ornamen hasil pertanian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com