Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Infrastruktur Jadi Syarat Mutlak Kembangkan Pariwisata

Kompas.com - 30/09/2016, 23:09 WIB

GORONTALO, KOMPAS - Pembangunan infrastruktur dan sumber daya manusia merupakan prasyarat untuk mengembangkan sektor pariwisata. Kedua hal itu dapat mengundang wisatawan.

”Pembangunan infrastruktur merupakan persyaratan mutlak, nomor satu, sebelum membuat yang lain. Infrastruktur lebih penting ketimbang promosi,” ujar ketua panitia pengarah, M Ikhsan, yang memaparkan empat hasil penelitian anggota Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) dalam seminar ISEI di Gorontalo, Kamis (29/9/2016).

Kajian itu juga menyebutkan, dalam beberapa hal, pemerintah belum konsisten mengundang investor lokal.

Di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung, Banten, misalnya, pemerintah daerah belum mendukung pengembangan Tanjung Lesung sebagai KEK karena investor kesulitan dalam perizinan. Masalah yang sering muncul adalah ketidakjelasan status tanah.

Hal senada disampaikan Didien Junaedy, Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia. Dia yakin, lima tahun mendatang, pariwisata dapat menjadi penyumbang devisa nomor satu.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Wisatawan Perancis di desa Sawinggrai, di Distrik Meos Mansar, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, Rabu (11/5/2016).
Namun, Didien mengingatkan mengenai keberadaan infrastruktur di Indonesia.

”Negara kita ini kepulauan. Pulau-pulau dapat diakses setelah ada infrastruktur,” ujarnya.

Infrastruktur yang minim membuat potensi pariwisata belum dapat digali dengan maksimal. Ia mencontohkan, sumbangan sektor pariwisata di Thailand terhadap produk domestik bruto mencapai 20 persen.

Mengenal segmen

Kementerian Pariwisata menargetkan kunjungan 20 juta wisatawan mancanegara pada 2019, dua kali lipat daripada posisi saat ini.

Selain itu, perolehan devisa ditargetkan menjadi Rp 240 triliun atau sekitar 8 persen dari produk domestik bruto. Penciptaan lapangan kerja di sektor pariwisata ditargetkan mencapai 13 juta orang.

KOMPAS/DEFRI WERDIONO Karyawan dari salah satu perusahaan swasta di Pasuruan, Jawa Timur, memulai arung jeram menyusuri hulu Sungai Brantas di Kota Batu, Jawa Timur, Sabtu (13/8/2016). Selama ini hulu Brantas menjadi salah satu wahana arung jeram di wilayah Malang Raya, khususnya untuk jenis fun rafting yang menarik bagi wisatawan.
”Perkembangan pada sektor wisata sebaiknya tidak hanya dihitung secara kuantitatif, tetapi juga perlu ditingkatkan kualitasnya. Kalau dengan target devisa Rp 240 triliun dan 20 juta wisatawan, berarti setiap orang membelanjakan Rp 12 juta. Ini berarti turun,” kata Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Mari Elka Pangestu.

Mari menekankan, target nasional dapat diuraikan menjadi langkah yang berbeda-beda di setiap daerah. Bagi beberapa daerah, menjaring wisatawan domestik lebih penting ketimbang menjaring wisatawan asing.

Dia mencermati, orang Indonesia setidaknya bepergian dua kali dalam satu tahun, yakni saat Lebaran dan saat libur.

Namun, hanya penduduk tiga provinsi, yaitu DKI Jakarta, Banten, dan DI Yogyakarta, yang bepergian ke luar provinsi. Penduduk daerah lain bepergian ke tempat wisata di dalam provinsi. Dilihat dari daya beli, wisatawan dari Jawa memiliki daya beli paling tinggi.

TRIBUN JOGJA/HAMIM THOHARI Jembatan bambu di obyek wisata alam Hutan Mangrove Jembatan Api-Api di kawasan Kelurahan Jangkaran, Kecamatan Temon, Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
”Pola konsumsi perlu juga dilihat. Wisatawan lokal dengan budaya oleh-oleh lebih banyak menghabiskan uang untuk membeli makanan dan oleh-oleh. Kebiasaan ini harus ditanggapi dengan mengemas makanan lokal secara menarik,” kata Mari. (JOE)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 30 September 2016, di halaman 20 dengan judul "Infrastruktur Jadi Syarat Mutlak".

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com