Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Geliat Kerenyahan Getas dan Ampiang Khas Bangka Belitung

Kompas.com - 02/10/2016, 07:23 WIB
Heru Dahnur

Penulis

PANGKALPINANG, KOMPAS.com - Jika anda berkunjung ke Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, jangan lupa untuk mencicipi kerenyahan kerupuk getas dan ampiang yang diproduksi secara home industry (industri rumah tangga).

Getas maupun ampiang merupakan penganan renyah yang tidak hanya memanjakan lidah tapi juga mengandung protein tinggi.

Getas yang berbentuk bulat panjang, bahan bakunya berasal dari ikan segar. Sementara ampiang yang berbentuk oval, ada yang berbahan ikan dan ada juga yang berbahan cumi.

Produksi beraneka jenis kerupuk tersebut, salah satunya bisa anda temukan di Desa Kurau Barat, Kabupaten Bangka Tengah. Seperti usaha yang dilakoni Buk Intan yang telah berjalan selama hampir tiga tahun.

KOMPAS.COM/HERU DAHNUR Kerupuk getas yang siap dikonsumsi sesudah dikemas. Wisatawan bisa menemukan kerupuk getas sebagai oleh-oleh di Desa Kurau Barat, Kabupaten Bangka Tengah, Bangka Belitung.
Dibantu enam orang ibu-ibu rumah tangga, usaha Buk Intan mampu memproduksi sebanyak 50 kilogram kerupuk setiap minggunya.

Usaha Buk Intan hanya memproduksi dua jenis kerupuk saja. Yakni kerupuk getas dan ampiang. Usaha ini terbilang laris, pesanan datang dari berbagai kalangan konsumen. Harga yang ditawarkan relatif terjangkau.

Untuk kemasan 250 gram, getas dan ampiang berbahan ikan dijual seharga Rp 25.000. Sementara ampiang berbahan cumi dijual sedikit lebih mahal yakni seharga Rp 30.000.

Proses pembuatan kerupuk ini tergolong mudah. Bahan baku seperti ikan dikerok menggunakan pisau dapur untuk selanjutnya dicampur dengan bahan-bahan lain seperti telur, garam dan tepung sagu.

KOMPAS.COM/HERU DAHNUR Kerupuk getas yang siap dikonsumsi. Wisatawan bisa menemukan kerupuk getas sebagai oleh-oleh di Desa Kurau Barat, Kabupaten Bangka Tengah, Bangka Belitung.
Bahan-bahan yang telah berbentuk adonan kemudian dipotong-potong sesuai jenis kerupuk yang akan dibuat. Selanjutnya potongan-potongan bahan tersebut, akan berakhir di kuali penggorengan.

Kerupuk yang sudah jadi, selanjutnya dikemas sesuai permintaan konsumen. Tak lupa, label dipasang didalamnya.

“Bahan baku ikan yang sudah dihaluskan dan dicampur bumbu, harus didiamkan selama satu hari di lemari pendingin. Setelah itu baru dicampurkan dengan bahan lain sehingga menjadi adonan,” ujar Buk Intan kepada Kompas.com, Selasa (30/8/2016).

Dari usahanya ini, Buk Intan mendapatkan penghasilan tambahan, membantu suaminya yang bekerja sebagai petani. Empat orang anaknya yang sudah beranjak dewasa bisa mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi.

KOMPAS.COM/HERU DAHNUR Proses penggorengan adonan kerupuk yang telah dibentuk dengan berbagai ukuran. Wisatawan bisa menemukan kerupuk getas sebagai oleh-oleh di Desa Kurau Barat, Kabupaten Bangka Tengah, Bangka Belitung.
Seringkali Gagal

Menurut Buk Intan, usaha kerupuk yang dirintisnya beberapa kali menemui kegagalan. Ia dibantu beberapa ibu rumah tangga lainnya, terus mencoba, sembari mengaplikasikan ilmu yang didapat saat mengikuti pelatihan dari pemerintah daerah.

“Seringkali kerupuknya gagal dibuat. Padahal semua bahan sudah lengkap digunakan,” ujar Buk Intan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com