Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadah, Gurih Legitnya Makanan Khas Boyolali

Kompas.com - 09/05/2017, 15:02 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia

Penulis

BOYOLALI, KOMPAS.com – Di tengah pesona dataran tingginya yang menggoda, Kecamatan Selo, Boyolali, Jawa Tengah memiliki kudapan khas yang tak boleh dilewatkan.

Jika Anda berkunjung ke dataran tinggi Selo, terdapat kios-kios kecil yang menjual oleh-oleh dan makanan khas. Salah satu yang favorit ialah Jadah khas Selo, Boyolali.

Kudapan berbahan dasar beras ketan dan kelapa ini dimakan bersama kelapa parut dengan bumbu rempah khas. Kelapa tersebut terlihat seperti serondeng, tetapi memiliki rasa rempah yang berbeda.

Ketan yang sudah bercampur kelapa berbentuk kotak, dibakar di atas tungku arang pada umumnya, tetapi ada juga yang sudah menggunakan tungku modern. Ketan tersebut dibakar, hingga mengeluarkan bercak kecoklatan atau sedikit gosong.

(BACA: Boyolali Punya Spot Foto Seperti di Atas Awan)

Setelah itu ditaburi kelapa parut ber bumbu tadi, dan siap untuk disantap. Masyarakat setempat, biasa menikmatinya bersama tempe bumbu bacam, atau ayam bumbu kecap sebagai hidangan makan siang.

KompasTravel sempat mencicipi kudapan tersebut setelah lelah menikmati ragam wisata unik yang ada di sepanjang Selo. Rasa ketan berpadu dengan kelapa ternyata menghasilkan rasa gurih yang pas.

Dengan tekstur legit yang tak terlalu keras dan tak terlalu lembek, jadah cocok dikonsumsi anak kecil maupun dewasa.

(BACA: Cocok untuk Selfie, Panorama di Omah Bambu Merapi Boyolali)

Sedangkan saat dicampur dengan bumbu kelapanya, rasa gurih, pedas, asin, bercampur di mulut. Bumbu kelapa tersebut mirip dengan bumbu dendeng, dengan didominasi gurih dan pedas rempahnya.

“Ketannya dicuci, direndam selama tiga jam, dicampur kelapa dan garam sebelum dikukus dua jam lebih. Kalau gak ahlinya bikinnya susah, susah mencari tekstur dan campuran yang pas,” ujar Suti (57), yang merupakan generasi kedua Jadah Mbah Karto kepada KompasTravel, Sabtu (22/4/2017).

KOMPAS.com / Muhammad Irzal Adiakurnia Jadah Mbah Karto, salah kuliner tradisional kaki Gunung Merapi, Selo, Boyolali, Jawa Tengah yang melegenda sejak 1947.
Jadah Mbah Karto sendiri merupakan salah satu kedai yang pertama menjual hidangan ini. Suti mengatakan keluarganya telah menjual jadah lebih dari 70 tahun yang lalu.

Hingga saat ini, jadah yang dihasilkan masih dari tangan Mbah Karto langsung. Di usianya yang berkepala sembilan, ia hanya membuat jadah ketan di dapur, tanpa membantu berjualan.

“Keasliannya masih terjaga, dibuat langsung sama mbah. Sampai sekarang masih terus diwariskan proses pembuatannya pelan-pelan,” ungkap Suti.

Kedai ini ramai dikunjungi wisatawan di siang hari, jam makan siang. Anda bisa menyantapnya di kedai yang berlokasi di Jalan Ki Hajar Saloko, Selo, Boyolali, bersama ragam lauk seperti tempe bacem, ayam kecap dan lainnya.

Bisa juga menjadi buah tangan dengan harga Rp 20.000 satu kotak berisi sembilan potong jadah lengkap dengan bumbu kelapa atau serondengnya.

Selain jadi makanan pokok, di sore hari jadah ini biasa menjadi teman segelas kopi atau teh, cocok untuk menemani hawa dingin pegunungan Merapi dan Merbabu di Selo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

Jalan Jalan
Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Travel Update
6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

Travel Tips
Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Travel Update
8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com