Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Arsitektur Bank Milik Inggris di Kota Tua Jakarta

Kompas.com - 14/06/2017, 03:05 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menyusuri jalan-jalan di kawasan kota tua tentu punya keseruan tersendiri. Seperti di Kota Tua Jakarta yang penuh bangunan dengan arsitektur bergaya Hindia Belanda.

Di kawasan Jalan Kali Besar, ada sebuah bangunan bersejarah yang menyimpan banyak cerita. Sebuah gedung bertingkat dua di tikungan Jalan Roa Malaka itu masih berdiri. Bangunan itu tampak masih kokoh meski banyak kaca jendela telah pecah.

Mobil, motor, maupun sepeda berlalu-lalang. Seakan mengingatkan keseharian masyarakat pada era-era pendudukan Belanda di Batavia.

Gedung itu adalah Chartered Bank of India, Australia, and China yang mulai dibangun pada Februari 1921. Gedung Chartered Bank tersebut didirikan oleh arsitek Amsterdam, Eduard Gerard Hendrik Hubert Cuypers—keponakan dari Piere Cuypers arsitek tersohor Belanda.

"Chartered Bank of India, Australia, and China itu gedung perbankan milik Inggris," kata Ketua Komunitas Jelajah Budaya, Kartum kepada KompasTravel, Sabtu lalu di sela-sela acara Ngabuburit Kota Tua Jakarta.

BACA: Asyiknya Ngabuburit Keliling Kota Tua Jakarta

Gedung-gedung bank di Batavia tercatat pernah beroperasi di Kota Tua Jakarta. Antara lain De Javasche Bank (kini Museum Bank Indonesia); Nederlandsche Handles Maatschappij-NHM (kini Museum Bank Mandiri); Hongkong & Shanghai Banking Corporation - Kantor Pajak Tambora; dan Nederlandsche Indische Escompto Maatschappij – eks Bank Dagang Negara. 

"Gedung ini (Chartered Bank) terakhir milik asing yang dinasionalisasi oleh Indonesia pada zaman itu. Dulu nasionalisasi gedung-gedung Belanda kan di akhir tahun 1950," lanjut Kartum.

KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO Anggota Komunitas Jelajah Budaya tengah mendengarkan pengarahan Ngabuburit Kota Tua di halaman Museum Bank Mandiri, Jakarta, Sabtu (9/7/2017).
Ada pula De Post Paar Bank yang berubah menjadi Bank Tabungan Pos tahun 1950 kemudian menjadi Bank Negara Indonesia (BNI) Unit V dan terakhir menjadi Bank Tabungan Negara (BTN) pada 1968. De Algemene Volkscrediet Bank tak lain adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Ekspor Impor (Bank Eksim) kemudian menjadi BNI Unit II untuk kemudian pada 1968 berdiri sendiri sendiri menjadi dua bank, BRI dan Bank Eksim.

Nationale Handle Bank semula bernama Nederlandsche Indische Handels Bank (NIHB) kemudian menjadi BNI Unit IV dan pada 1968 menjadi Bank Bumi Daya (BBD) bersama dengan Chartered Bank of India, Australia, dan China.

"Chartered Bank ini kan gedung milik Inggris. Jadi dinasionalisasi pas jaman isu ganyang Malaysia dan Irian Barat. Itu banyak gedung yang dicoret-coret," ujarnya.

Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1964 mengambil alih gedung Chartered Bank. Pemikiran “Nekolim” (neo-kolonialisme dan imperealisme) yang digagas Soekarno menyebabkan semua perusahaan milik Inggris di Indonesia telah dinasionalisasikan.

Chartered Bank berganti nama menjadi Bank Umum Negara, yang beberapa tahun kemudian menjadi Bank Bumi Daya. Kini, gedung yang menjadi aset Bank Mandiri seakan tak memancarkan kejayaannya seperti masa lampau.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
DAOP 6 Yogyakarta Tambah 6 Kereta Tambahan Jarak Jauh untuk Long Weekend

DAOP 6 Yogyakarta Tambah 6 Kereta Tambahan Jarak Jauh untuk Long Weekend

Travel Update
Long Weekend, Ada Rekayasa Lalu Lintas di Jalanan Kota Yogyakarta

Long Weekend, Ada Rekayasa Lalu Lintas di Jalanan Kota Yogyakarta

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com