Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Beda Noken Raja Ampat dengan Noken Wamena?

Kompas.com - 24/10/2017, 06:14 WIB
Muhammad Irzal Adiakurnia

Penulis

WAISAI, KOMPAS.com - Berkunjung ke Bumi Cendrawasih, salah satu kerajinan khas yang bisa Anda bawa jadi buah tangan ialah noken. Tas buatan tangan khas Papua ini ternyata memiliki beragam jenis.

Dua noken yang paling terkenal ialah noken wamena, dan noken raja ampat. Noken wamena sendiri telah diakui dunia internasional lewat UNESCO pada tahun 2012 sebagai warisan budaya dunia tak benda.

(Baca juga: Sampah Bisa Ditukar Jadi Suvenir di Festival Raja Ampat 2017)

"Noken di Papua ada lebih dari satu jenis. Noken di Wamena yang terbuat dari akar akan berbeda dengan noken di Raja Ampat. Karena warisan leluhurnya pun berbeda," ujar Yening, Ketua Komunitas Mama Noken Raja Ampat kepada KompasTravelSelasa (17/10/2017).

Bahan

Ia menjelaskan, bahan yang digunakan sangat lah berbeda. Noken di Raja Ampat terbuat dari daun pandan pesisir atau biasa disebut daun tikar, ilalang rawa, dan bisa juga dari kulit kayu.

(Baca juga: Asyiknya Membuat Noken di Pulau Sauwandarek Raja Ampat)

Sedangkan noken di Wamena terbuat dari akar anggrek yang tumbuh banyak di hutan sekitar Wamena. Selain itu juga bisa dibuat menggunakan daun pandan hutan yang besar, dipilin hingga berbentuk seperti tali.

Perempuan menggunakan noken (tas khas Papua) mambawa beban berat melewati bukit terjal di Distrik Kurima, Kabupaten Yahukimo, Papua, Kamis (3/5/2012). Tas khas Papua yang terbuat dari rajutan kulit kayu diusulkan untuk menjadi warisan budaya dunia ke UNESCO. 
KOMPAS/AGUS SUSANTO Perempuan menggunakan noken (tas khas Papua) mambawa beban berat melewati bukit terjal di Distrik Kurima, Kabupaten Yahukimo, Papua, Kamis (3/5/2012). Tas khas Papua yang terbuat dari rajutan kulit kayu diusulkan untuk menjadi warisan budaya dunia ke UNESCO.
Budaya

Perbedaan bahan tersebut menunjukkan keduanya lahir dari budaya masyarakat yang berbeda. Di Raja Ampat, bahan noken berasal dari tumbuhan pesisir, yang memang lahir dari budaya pesisir. Sedangkan di Wamena, noken ada di tengah budaya masyarakat hutan gunung, yang banyak dipakai mengangkut hasil hutan.

Bentuk

Bahan yang berbeda membuat bentuk keduanya berbeda. Noken raja ampat berbentuk kotak, teksturnya kaku, dengan variasi warna alam dan beragam variasi bentuk tutup nokennya. Sedangkan di Wamena, noken bentuknya seperti kantung, dengan tekstur bahan yang jatuh seperti kain.

Cara pakai

"Lihat cara pakainya juga beda, kalau noken wamena, budayanya dipakai di kepala lalu kantung jatuh di punggung. Sedangkan noken raja ampat, digantung di pundak, ataupun leher," kata Yuning, saat menjelaskan dalam stan pameran Festival Bahari Raja Ampat, Selasa (17/10/2017).

Proses pembuatan

Terakhir ialah proses pembuatannya, noken raja ampat melalui proses penganyaman. Sedangkan noken wamena menggunakan proses perajutan, karena serat bahannya berbentuk benang.

Meski ada perbedaan, keduanya tetap menjadi ciri khas masyarakat Papua. Anda bisa berburu keduanya di berbagai gerai oleh-oleh di Wamena, maupun di Waisai, Raja Ampat. Khusus di Raja Ampat, Anda bisa melihat dan ikut saat proses pembuatannya di Kampung Arborek, dan Kampung Suwandarek.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com