LABUAN BAJO, KOMPAS.com - Ungkapan tulus terucap dari Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Prof Yohana Yembise saat bertemu ratusan ibu dan anak di Kampung Paang Lembor, Desa Wae Bangga, Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur, Kamis (23/11/2017).
“Saya sudah pakai kain adat songke Manggarai berarti panggil saya perempuan Manggarai. Juga lebih akrab dan penuh kekeluargaan dengan memanggil saya Enu Manggarai. Ratusan orang Manggarai bekerja dan tinggal di Papua dan mereka menyebut dirinya orang Papua. Jadi saya yang diterima secara adat istiadat Manggarai Barat dengan memakai kain songke Manggarai berarti saya sudah menjadi perempuan Manggarai," kata Yohana Yembise.
(Baca juga : Jelajahi Warisan Leluhur Orang Manggarai di Flores)
Menteri melanjutkan, "Saya berterima kasih kepada Dr Agustinus Bandur, Senior Lecturer and Strategic Research and Partnership Universitas Bina Nusantara Jakarta. Saat datang ke kantor say, dia bilang 'Ibu Menteri berkunjunglah ke kampung saya'. Saat itu saya menjawabnya, aturlah waktunya sehingga saya bisa berkunjung. Dan hari ini saya berada di Kampung Paang Lembor,” ungkapnya yang disambut tepuk tangan dari ratusan anak-anak sekolah dan kaum perempuan dari kampung itu maupun kampung tetangga.
Tua-tua adat dan kaum perempuan sudah menyiapkan sebuah Lipa Songke (kain songke) dengan motif Manggarai. Ritual adat itu dilakukan tua-tua adat dan kaum perempuan Kampung Paang Lembor untuk menghargai dan menghormati kehadiran Ibu Menteri di kampungnya.
Kunjungan kerja seorang menteri sangat langka terjadi di kampung itu. Ini merupakan sejarah pertama seorang menteri rela mengunjungi kampung terpencil di Kabupaten Manggarai Barat.
Deng Lipa Songke
Saat tiba di pintu gerbang (Paang) Kampung Paang Lembor, Kamis (23/11/2017) sekitar jam 10.00 Wita, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak turun dari kendaraan dinas yang ditumpanginya dari Labuan Bajo, ibu kota Kabupaten Manggarai Barat.
Tua-tua adat dan kaum perempuan yang sudah berpakaian adat Manggarai Raya sudah menunggu kedatangannya. Kaum perempuan dengan kain songke dan baju kebaya, serta tua-tua adat dengan tengge lipa songke dan berpakaian baju putih siap menyambut Yohana Yembise, menteri asal Papua itu.
Tak jauh dari lokasi ritual kepok, kaum perempuan menunggu dengan menyiapkan kain songke, saat itu juga kain songke diserahkan dan dipakai Deng Lipa Songke (memakai lipa songke kepada kaum perempuan).
Dalam tradisi orang Manggarai jika kaum perempuan memakai lipa songke dalam berbagai ritual adat disebut Deng Lipa Songke sementara untuk kaum laki-laki atau tua-tua adat disebut Tengge Lipa Songke.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise didampingi kaum perempuan kampung dengan rombongan dari kementerian masuk di Mbaru Gendang. Tua-tua adat dengan pakaian adat sudah duduk di bawah Siri Bongkok (tiang utama rumah adat).