Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dak Galbi, Kuliner Korea Bersejarah yang Muncul Akibat Peperangan

Kompas.com - 25/02/2018, 16:15 WIB
Silvita Agmasari,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

Sumber CNN Travel

JAKARTA, KOMPAS.com - Loyang kuali berbentuk datar dengan diamater cukup lebar diletakkan di tengah meja makan. Di sekeliling meja, beberapa orang mengaduk nasi, saus gochujangtteokbokki, ubi, kol dan sedikit ayam di kuali. Semuanya berkumpul dalam suasana hangat meski di luar salju turun membuat suhu menjadi minus.

Dak Galbi adalah salah satu hidangan Korea Selatan yang populer. Hidangan ini paling mudah ditemui di daerah Chuncheon, Provinsi Gangwon. Saat ini menjadi penyelenggara Olimpiade Musim Dingin PyeongChang 2018.

Rasa Dak Galbi sendiri didominasi oleh rasa pedas dari saus fermentasi cabai ala Korea, Gochujang. Ada ayam sebagai sumber protein dan memberi rasa gurih, sedangkan kol, tteokbokki (kue beras), dan nasi menjadi penyeimbang rasa hidangan dan memberi rasa manis.

Memang paling sedap menyantap Dak Galbi saat musim dingin. Lantaran hidangan ini dimasak di tempat bersama kawan dan keluarga.

Kemeriahan perayaan Natal di Seoul pada 25 Desember 2010, yang memanfaatkan kawasan aliran Cheonggyecheon.Park Ji-hwan / AFP Kemeriahan perayaan Natal di Seoul pada 25 Desember 2010, yang memanfaatkan kawasan aliran Cheonggyecheon.
Sensasi diaduk dan disantap bersama ini yang membuat Dak Galbi menjadi berbeda. Ini pula yang membuat Dak Galbi menjadi sumber kegembiraan pasca perang.

Pada 25 Juni 1950, Korea dilanda perang yang disebut Pertempuran di Chuncheon. Usai perang, dalam kondisi ekonomi morat marit, peternakan ayam menjadi mata pencarian penduduk miskin yang hampir mengemis.

"Ada penderitaan dan kesakitan, bahkan setelah perang usai," kata generasi kedua pemilik restoran Dak Galbi di Chuncheon, Choi Jeong Yern.

Pada era tersebut Choi mengatakan Dak Galbi adalah penemuan paling membahagiakan. Selain menggunakan bahan yang murah, rasanya lezat, dan membuat orang-orang jadi berkumpul bersama.

Pencipta Dak Galbi sendiri menurut pemandu tur budaya Chuncheon, Park Sung Soo adalah pasangan yang memiliki restoran berbahan babi.

Gochujang, sambal khas KoreaThinkstockphotos Gochujang, sambal khas Korea
"Suatu hari mereka kehabisan daging babi dan memutuskan untuk menggunakan ayam. Harganya lebih murah dan ada banyak. Mereka memasak ayam tersebut sama seperti memasak babi, kemudian makanan itu jadi terkenal," kata Park.

Setelah kesuksesan tersebut, banyak yang mencontoh resep Dak Galbi dan membuka restoran di daerah Chuncheon. Sampai sekarang rasanya tidak afdol jika ke Chuncheon tidak menyantap Dak Galbi.

Pemerintah setempat bahkan mendedikasikan sepanjang jalan untuk mengenak Dak Galbi, melalui jalan MyeongDong Dakgalbi.

Di jalan tersebut ada banyak penjual Dak Galbi.

"Semua restoran memiliki sejarah dan rasa yang istimewa pada tiap masakan," kata Choi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com