Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Munculnya Warteg di Jakarta, Ternyata Ada Sejak Tahun 1950!

Kompas.com - 25/10/2018, 19:09 WIB
Citra Fany Samparaya,
Wahyu Adityo Prodjo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Warung Tegal atau yang akrab dikenal dengan warteg muncul di Jakarta di tahun 1950. Pada saat itu terjadi fenomena perpindahan ibu kota Indonesia dari Yogyakarta ke Jakarta.

Saat perpindahan ibu kota ini, banyak masalah dan bentrok terjadi sehingga orang-orang dari Jawa Tengah banyak yang bermigrasi ke Jakarta. Pada tahun 1950 inilah pembangunan besar-besaran di Jakarta oleh Soekarno. Saat itu, Soekarno menjadi presiden yang juga seorang arsitektur.

“Sebenarnya fenomena warteg ini muncul ketika ibu kota Indonesia dipindahkan dari Yogyakarta ke Jakarta pada tahun 1950. Pada saat itu banyak masalah dan bentrok. Lalu terjadi urbanisasi, orang-orang dari Jawa Tengah ini pindah ke Jakarta karena banyak pembangunan di Kebayoran Baru,” kata sejarawan, JJ Rizal ketika dihubungi KompasTravel, Kamis (25/10/2018).

Tampak Proyek Pembangunan Flyover Cipendawa, Jalan Siliwangi, Kota Bekasi masih berjalan, Senin (22/10/2018).KOMPAS.com/-DEAN PAHREVI Tampak Proyek Pembangunan Flyover Cipendawa, Jalan Siliwangi, Kota Bekasi masih berjalan, Senin (22/10/2018).
Pembangunan juga dilakukan oleh Soekarno dari Jakarta sebagai kota kolonial ke kota nasional.

“Dilanjutkan dengan pembangunan Jakarta dari ibu kota kolonial ke kota nasional. Misalnya pembangunan Monas, Jembatan Semanggi, Tugu Pembebasan Irian, akses pelebaran jalan Thamrin,” lanjutnya.

Pada saat pembangunan inilah, para tukang perlu makan karena banyak proyek besar dan dengan tempat-tempat yang berbeda ini muncul. Warung-warung ini mayoritas pedagangnya berasal dari Tegal.

“Waktu itu warung-warung ini diisi oleh orang-orang Tegal, nah ini jadi warteg ini sebagai penanda karena yang berjualan orang Tegal jadi sampai sekarang dikenal seperti itu. Waktu itu juga banyak fenomena seperti ini, tukang cukur dari Garut makanya dikenal bahwa tukang cukur identik dengan Garut. Ini karena banyaknya suatu etnis yang melakukan pekerjaan tersebut,” jelas Rizal.

Warteg Kharisma Bahari, di Kebayoran Baru, Jakarta, Selasa (23/10/2018).KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Warteg Kharisma Bahari, di Kebayoran Baru, Jakarta, Selasa (23/10/2018).
Warteg inilah yang membantu tukang pada saat itu mendapatkan makanan dengan muda, cepat dan murah.

Fadly Rahman, sejarawan makanan menjelaskan bahwa mayoritas orang Tegal yang merantau adalah pekerja kasar sebagai kuli bangunan. Mereka kemudian membawa serta istri dan keluarga ke Jakarta. Awalnya makanan ini hanya untuk kalangan blue collar atau pekerja yang tak punya keterampilan khusus.

“Waktu itu, mereka bawa serta istri kemudian istri-istri ini jual makanan. Awalnya memang untuk kalangan blue collar yah, yang ekonomi ke bawah. Lalu kemudian warteg ini meluas persebarannya,” kata Fadly ketika dihubungi KompasTravel Rabu (24/10/2018).

Warteg Kharisma Bahari, di Kebayoran Baru, Jakarta, Selasa (23/10/2018).KOMPAS.COM / MUHAMMAD IRZAL ADIAKURNIA Warteg Kharisma Bahari, di Kebayoran Baru, Jakarta, Selasa (23/10/2018).
Ia juga menambahkan jika warteg ini hadir tidak hanya sebagai bisnis dan mencari keuntungan tetapi warteg ini sebagai paguyuban untuk orang-orang Tegal yang merasa senasib di Jakarta dan punya peran serta untuk pembangunan kota Tegal.

“Warteg sebenarnya bukan hanya rumah makan yah yang mencari keuntungan saja. Sebenarnya melalui warteg ini menjadi paguyuban orang-orang Tegal yang sama-sama senasib mencari peruntungan di Jakarta. Sekarang mereka punya Kowarteg (Koperasi Warung Tegal),” jelas Fadly.

“Melalui Kowarteg ini, mereka di dalam saling membantu dan berkumpul, memberi masukan untuk perkembangan warteg satu sama lain. Warteg juga punya peran serta untuk membangun kota Tegal,”  tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Swiss-Belhotel International Rebranding Swiss-Belcourt Serpong Tangsel

Swiss-Belhotel International Rebranding Swiss-Belcourt Serpong Tangsel

Hotel Story
 'Dubai, Anda Siap?': Kampanye Terbaru Dubai untuk Wisatawan Indonesia 

"Dubai, Anda Siap?": Kampanye Terbaru Dubai untuk Wisatawan Indonesia 

Travel Update
Rute Menuju ke Arjasari Rock Hill Bandung

Rute Menuju ke Arjasari Rock Hill Bandung

Jalan Jalan
Wisman Asal Singapura Dominasi Kunjungan di Kepulauan Riau Maret 2024

Wisman Asal Singapura Dominasi Kunjungan di Kepulauan Riau Maret 2024

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Jam Buka di Arjasari Rock Hill

Harga Tiket Masuk dan Jam Buka di Arjasari Rock Hill

Jalan Jalan
Harga Tiket Masuk Candi Prambanan 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Candi Prambanan 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Update
Sederet Aktivitas Outdoor di Arjasari Rock Hill Bandung

Sederet Aktivitas Outdoor di Arjasari Rock Hill Bandung

Jalan Jalan
Suhu Panas Ekstrem di Thailand, Buat Rel Kereta Api Bengkok

Suhu Panas Ekstrem di Thailand, Buat Rel Kereta Api Bengkok

Travel Update
Serunya Camping Keluarga di Arjasari, Kabupaten Bandung

Serunya Camping Keluarga di Arjasari, Kabupaten Bandung

Jalan Jalan
Arjasari Rock Hill, Lihat Sunset dan City View Bandung dari Ketinggian

Arjasari Rock Hill, Lihat Sunset dan City View Bandung dari Ketinggian

Jalan Jalan
5 Hotel Indonesia Masuk Daftar Hotel Terbaik di Asia 2024 Versi TripAdvisor

5 Hotel Indonesia Masuk Daftar Hotel Terbaik di Asia 2024 Versi TripAdvisor

Travel Update
[POPULER Travel] 5 Kolam Renang Umum di Depok | Barang Paling Banyak Tertinggal di Bandara

[POPULER Travel] 5 Kolam Renang Umum di Depok | Barang Paling Banyak Tertinggal di Bandara

Travel Update
8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

Hotel Story
Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com