JAKARTA, KOMPAS.com - Generasi millennial pecinta jalan-jalan bisa jadi akrab dengan penulis Trinity dan karyanya The Naked Traveler. Berawal dari medium blog pada 2005, Trinity bercerita mengenai pengalaman jalan-jalannya yang kocak dan informatif.
Pada 2007 medium tersebut bertambah menjadi buku dan sampai sekarang melahirkan delapan buku The Naked Traveler dan tujuh buku berjudul lain. Pada 2017 cerita dari blog dan buku tersebut diangkat ke layar lebar dengan film berjudul "The Nekad Traveler".
Pada 2019 ini, Trinity berencana mengakhiri seri buku The Naked Traveler. Seri ke delapan menjadi seri perpisahan para pembaca setia dengan The Naked Traveler.
"Ini sudah lama sudah sekitar 12 tahun. Lama-lama sebagai penulis ingin berkembang. Cara menulis dan berjalannya juga sudah berubah. Sudah selesai The Naked Traveler, ingin berubah ke gaya yang lain," kata Trinity saat berkunjung ke kantor Kompas.com, Jumat (21/12/2018).
Baca juga: Tak Usah Takut Solo Traveling, Ini Tips ala Trinity The Naked Traveler
Trinity yang dari kecil senang menulis dan jalan-jalan bercerita awal pembuatan buku The Naked Traveler sebenarnya berdasarkan ketidaksengajaan. Ketika teman-temannya mendorong dirinya untuk menulis di blog.
Lantas di 2007, blog Trinity ditawarkan kepada banyak penerbit untuk dibuat buku. Salah satunya Bentang Pusataka yang sampai saat ini menjadi penerbit kisah-kisah The Naked Traveler.
"Jadi nggak niat jadi penulis juga awalnya. Memang suka jadi nulis, jalan-jalan tetapi kalau jadi penulis sebenarnya tidak terbayang juga. Sampai pada akhirnya seri ke delapan ini, juga sampai akhirnya difilmkan," cerita Trinity.
Ada Apa di Seri ke Delapan The Naked Traveler?
Seiring seri The Naked Traveler, Trinity mengungkapkan sebagai penulis dirinya juga berubah, terutama dari cara menulis dan menanggapi suatu hal.
Baca juga: Trinity: Pelancong Bertanggung Jawab
Bocorannya di seri ke delapan The Naked Traveler, ada bagian yang mengisahkan ketika dirinya harus menjadi wisatawan disabilitas lantaran sakit yang diderita.
"Aku sakit lutut, sebulan lebih jalan pakai tongkat. Aku merasakan jadi orang disabilitas di Indonesia dan seperti tidak ada tempat, itu benar-benar tulisan yang dalam. Dari The Naked Traveler juga aku belajar kita nggak akan jadi orang yang selalu sendiri, karena ada orang lain yang menolong," jelas Trinity.
Lihat postingan ini di Instagram
Selain cerita yang menggugah emosional Trinity sebagai seorang penulis, ada beberapa negara, khususnya di Asia Tengah yang masih asing untuk orang Indonesia berwisata di The Naked Traveler seri terakhir. Juga ada pengalaman Trinity mengikuti residensi penulis di Peru selama dua bulan.
Trinity juga membocorkan ada bagian di buku yang merangkum destinasi terbaik berdasarkan kategori yang dibuatnya sendiri. Misalnya laki-laki terganteng sampai tingkatan toilet.
Buku The Naked Traveler sesi terakhir rencananya dirilis 11 Januari 2019, bertepatan dengan ulang tahun Trinity yang juga menjadi momen temu pembaca. Saat ini buku The Naked Traveler juga sudah bisa dipesan di penerbit Bentang Pustaka.
Trinity mengatakan ia akan istirahat sejenak setelah seri terakhir The Naked Traveler dirilis, sembari mengganti tampilan blog, dan membuka jasa perencana perjalanan.
"Mulailah membaca karena membaca membuka wawasan. Bisa dimulai dari The Naked Traveler karena ini kumpulan cerita pendek, mudah dibaca. Seorang penulis lahir dari yang suka baca. Kalau sudah senang membaca, buatlah blog sebagai arsip pribadi untuk melihat perkembangan hidup juga," pesan Trinity mengakhiri sesi wawancara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.