Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Cabai, Sambal Pertama di Nusantara Terbuat dari Jahe

Kompas.com - 15/06/2019, 10:03 WIB
Sherly Puspita,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Masyarakat Indonesia pasti sudah sangat mengenal sambal. Racikan cabai dengan beragam rempah menjadi salah satu menu idola masyarakat Indonesia, sekaligus dikenal sebagai pembangkit selera makan.

Indonesia sendiri memiliki beragam jenis sambal yang menggunakan cabai sebagai bahan utama. Namun taukah kamu, pada masa lalu, masyarakat Nusantara tak mengenal sambal seperti yang kita kenal saat ini.

Sejarawan Kuliner Fadly Rahman mengatakan jika saat ini cabai yang termasuk tanaman dari genus Capsicium yang digunakan sebagai bahan utama sambal, maka pada masa lalu jahe merupakan bahan pemedas utama yang dignakan untuk membuat sambal.

Baca juga: Pecinta Makanan Pedas, Taukah Kamu dari Mana Cabai Berasal?

Lebih detail Fadli menjelaskan, selain jahe, jauh sebelum masyarakat Nusantara mengenal Capsicium, bahan pemedas yang sering digunakan adalah cabai jawa atau cabya, andaliman, dan juga lada. Namun jahe termasuk generasi pertama pemedas yang digunakan masyarakat nusantara.

“Karena dalam prasasti kuno itu yang diteliti oleh para ahli arkeologi mereka menemukan kata sambel. Tapi kata sambel ini bukan dibuat dari bahan seperti yang kita kenal sekarang, tapi menggunakan jahe sebagai pemedasnya. Karena kalau kita sekarang menggunakan jahe begitu sebagai obat herbal atau sebagai obat, atau sebagai bumbu masak, sebenarnya jahe itu punya efek pemedas,” papar Fadly saat dihubungi KompasTravel.

Fadly melanjutkan, meski bahan pemedasnya berbeda, saat itu cara pengolahan sambal mirip dengan sambal yang kita kenal sekarang.

Kuliner khas Mojokerto, sambal wader tersaji di sebuah warung di Mojokerto, Jawa Timur, Senin (4/6/2018). Sambal wader merupakan salah satu kuliner khas Mojokerto yang sulit ditemui.KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO Kuliner khas Mojokerto, sambal wader tersaji di sebuah warung di Mojokerto, Jawa Timur, Senin (4/6/2018). Sambal wader merupakan salah satu kuliner khas Mojokerto yang sulit ditemui.

Jahe itu ditumbuk dan dipenyet-penyet ya seperti halnya kita menguleg saja. Karena teknologi menggerinda atau teknologi menggiling dengan batu seperti sekarang yang masih dipakai oleh masyarakat Indonesia menggunakan ulegan itu sudah merupakan kiriman dari nenek moyang kita pada masa kuno,” lanjutnya.

Menurut Fadly, teknik manumbuk sambal itu menjadi teknologi pengolahan  makanan paling tua di dunia termasuk juga di Indonesia.

Baca juga: 5 Fakta Seputar Cabai yang Perlu Kamu Tahu

Setelah jahe, lanjut Fadly, bahan-bahan yang dicampurkan ke dalam sambal tempo dulu mulai bervariasi. Hal ini dikarenakan semakin lama budaya kuliner nusantara terus dipengaruhi budaya kuliner negara-negara di sekitarnya yang datang untuk berdagang.

“Nah kata sambal sendiri sudah disebut dalam prasasti kuno bahwa bahan yang digunakan bukanlah Chapicum atau cabai yang kita kenal sekarang tapi berbahan baku jahe, cabai jawa, dan kemudian di abad 12 atau 13 itu ada lada. Lada itu juga bukan tanaman endemik kita, tapi dibawa dari India yang masuk ke Indonesia,” kata Fadly.

Dari runutan sejarah itu, menurut Fadly jahe merupakan bahan baku pembuatan sambal tertua di Nusantara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkunjung ke Masjid Raya Bandung, Ibadah Sekaligus Wisata

Berkunjung ke Masjid Raya Bandung, Ibadah Sekaligus Wisata

Jalan Jalan
4 Tips ke Taman Lalu Lintas di Bandung, Bawa Uang Tunai

4 Tips ke Taman Lalu Lintas di Bandung, Bawa Uang Tunai

Travel Tips
Menginap di Vila Legian Bali, Dekat ke Pantai dan Tempat Oleh-oleh

Menginap di Vila Legian Bali, Dekat ke Pantai dan Tempat Oleh-oleh

Hotel Story
Panduan Naik Kapal Pesiar Resorts World One, Wajib Bawa Paspor

Panduan Naik Kapal Pesiar Resorts World One, Wajib Bawa Paspor

Travel Tips
Gunung Bromo Kebakaran 19 Juni 2024, Wisata Tetap Buka

Gunung Bromo Kebakaran 19 Juni 2024, Wisata Tetap Buka

Travel Update
Kapal Pesiar Resorts World One Ingin Berlayar Lagi dari Jakarta

Kapal Pesiar Resorts World One Ingin Berlayar Lagi dari Jakarta

Travel Update
Rekomendasi 4 Vila di Bali untuk Musim Liburan Sekolah Tahun Ini

Rekomendasi 4 Vila di Bali untuk Musim Liburan Sekolah Tahun Ini

Travel Update
Taman Lalu Lintas: Lokasi, Harga Tiket Masuk, dan Jam Buka

Taman Lalu Lintas: Lokasi, Harga Tiket Masuk, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Tingkatkan Kunjungan Wisman, Mantan Menteri Pariwisata Usul Bebas Visa Kunjungan

Tingkatkan Kunjungan Wisman, Mantan Menteri Pariwisata Usul Bebas Visa Kunjungan

Travel Update
Tiket Pesawat Masih Mahal, Sandiaga Sebut Tambahan Penerbangan Belum Tuntas

Tiket Pesawat Masih Mahal, Sandiaga Sebut Tambahan Penerbangan Belum Tuntas

Travel Update
Kereta Tidur Berkecepatan Tinggi Hong Kong-Shanghai-Beijing Beroperasi

Kereta Tidur Berkecepatan Tinggi Hong Kong-Shanghai-Beijing Beroperasi

Travel Update
7 Penginapan di Dieng, Pesan untuk Ikut Dieng Culture Festival

7 Penginapan di Dieng, Pesan untuk Ikut Dieng Culture Festival

Hotel Story
Jelang Libur Sekolah, Pelaku Wisata Diminta Bersiap Hadapi Lonjakan Pengunjung

Jelang Libur Sekolah, Pelaku Wisata Diminta Bersiap Hadapi Lonjakan Pengunjung

Travel Update
Penumpang KA Bandara di Yogyakarta dan Medan Melonjak Drastis Saat Idul Adha

Penumpang KA Bandara di Yogyakarta dan Medan Melonjak Drastis Saat Idul Adha

Travel Update
Pengalaman Ikut Yoga di Vila Ubud Bali dan Tipsnya buat Pemula

Pengalaman Ikut Yoga di Vila Ubud Bali dan Tipsnya buat Pemula

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com