Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makna Tradisi Mekotek Desa Munggu Bali saat Hari Raya Kuningan

Kompas.com - 15/04/2021, 13:32 WIB
Nabilla Ramadhian,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com – Desa Munggu di Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali memiliki tradisi Mekotek yang kerap dilakukan saat Hari Raya Kuningan.

Tradisi tersebut ternyata sudah ada sejak zaman Kerajaan Mengwi. Bahkan tradisi Mekotek telah mendapat sertifikat dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Sertifikat yang diberikan pada 27 Oktober 2016 tersebut menyatakan bahwa tradisi Mekotek dianggap sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia.

Baca juga: 3 Hal yang Perlu Diketahui Seputar Hari Raya Kuningan

Tradisi yang bertujuan untuk menolak bala dan memohon keselamatan tersebut diikuti oleh para pria yang bertugas untuk memegang kayu pulet dan para wanita yang bertugas untuk mengiringinya.

Dalam perayaannya, mengutip Kompas.com, Sabtu (26/9/2020), warga desa akan berkumpul terlebih dahulu di depan Pura Puseh Desa Adat Munggu. Selanjutnya, mereka akan mengawali tradisi Mekotek dengan bersembahyang bersama.

Setelah itu, mereka akan berjalan kaki mengelilingi seluruh desa dengan membawa tongkat kayu pulet. Usai berkeliling, mereka akan kembali ke pura awal.

Selanjutnya, para peserta akan dibagi dalam beberapa kelompok. Masing-masing terdiri dari sekitar 50 orang.

Warga Desa Adat Munggu, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali, menggelar prosesi mekotek atau ngerebeg, Sabtu (15/4/2017). Awalnya, mekotek adalah ekspresi kegembiraan prajurit Kerajaan Mengwi setelah mengalahkan Kerajaan Blambangan di Jawa. Mekotek ditandai dengan arak-arakan keliling desa membawa tongkat kayu, tombak pusaka, dan umbul-umbul. Mekotek juga dipercaya sebagai upaya menolak bencana dan pemersatu masyarakat. Tradisi mekotek tetap dilangsungkan warga setiap enam bulan, yang bertepatan dengan hari raya Kuningan.KOMPAS/COKORDA YUDISTIRA Warga Desa Adat Munggu, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali, menggelar prosesi mekotek atau ngerebeg, Sabtu (15/4/2017). Awalnya, mekotek adalah ekspresi kegembiraan prajurit Kerajaan Mengwi setelah mengalahkan Kerajaan Blambangan di Jawa. Mekotek ditandai dengan arak-arakan keliling desa membawa tongkat kayu, tombak pusaka, dan umbul-umbul. Mekotek juga dipercaya sebagai upaya menolak bencana dan pemersatu masyarakat. Tradisi mekotek tetap dilangsungkan warga setiap enam bulan, yang bertepatan dengan hari raya Kuningan.

Kemudian, tradisi Mekotek pun dimulai. Kayu pulet yang dibawa oleh para peserta akan diadu membentuk seperti sebuah piramid.

Para peserta yang memiliki keberanian dapat mencoba adu nyali dengan naik ke puncak piramid kayu tersebut.

Nantinya, peserta tersebut memberi komando atau semangat kepada kelompoknya. Hal yang sama juga dilakukan oleh kelompok lain yang memerintahkan untuk menabrak kelompok lainnya.

Kendati demikian, ternyata tradisi Mekotek memiliki makna tersendiri dibalik perayaannya, apa itu?

Makna dibalik Tradisi Mekotek

Bendesa Munggu I Made Rai Sujana mengatakan, selain unik, tradisi Mekotek memiliki tiga makna yang tersirat dalam pelaksanaannya yakni:

  • Penghormatan kepada pahlawan

Makna pertama adalah penghormatan pada jasa para pahlawan. Sebab, tradisi tersebut merupakan peringatan kemenangan perang Kerajaan Mengwi dalam hal perluasan wilayah pada saat itu.

Tradisi Mekotek untuk merayakan Hari Raya Kuningan dilakukan oleh warga Desa Munggu, Badung, Bali.shutterstock/Gekko Gallery Tradisi Mekotek untuk merayakan Hari Raya Kuningan dilakukan oleh warga Desa Munggu, Badung, Bali.

Alhasil, tradisi tersebut dilaksanakan setiap enam bulan sekali—tepatnya setiap Hari Raya Kuningan.

Menurut Sujana, tradisi dilakukan pada hari keagamaan tersebut lantaran sebelum bala tentara Kerajaan Mengwi mengadakan perlawanan, Raja bersemedi tepat pada Hari Raya Kuningan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

Travel Update
Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Travel Update
10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

Travel Tips
5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

Jalan Jalan
5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

Travel Tips
Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Jalan Jalan
Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Jalan Jalan
Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Travel Update
Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Jalan Jalan
Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Travel Update
Arab Saudi Targetkan Lebih dari 2 Juta Kunjungan Turis Indonesia pada 2024

Arab Saudi Targetkan Lebih dari 2 Juta Kunjungan Turis Indonesia pada 2024

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com