Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangka Belitung Fokus Wujudkan Pariwisata Bebas Nyamuk

Kompas.com - 16/11/2022, 07:08 WIB
Heru Dahnur ,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

 

BANGKA, KOMPAS.com - Kepulauan Bangka Belitung menjadi lokasi percontohan pariwisata bebas nyamuk yang dilakukan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Hal ini berangkat dari fakta bahwa kenyamanan berwisata tidak hanya diukur dari kelengkapan sarana dan prasarana, tapi juga harus bebas dari gigitan nyamuk.

Baca juga: 10 Wisata Sejarah Bangka Belitung, Ada Tambang Terbuka Pertama Asia Tenggara

Sebagai daerah tambang, Kepulauan Bangka Belitung berisiko dalam penularan nyamuk. Di sisi lain, pemerintah telah mencanangkan ekonomi pariwisata selain tambang di daerah itu.

Pada 2020 Kemenparekraf telah menerbitkan panduan pelaksanaan kebersihan, kesehatan, keselamatan kestabilan lingkungan untuk destinasi wisata atau di sebut dengan Cleanliness, Health, Safety dan Environment (CHSE).

"Panduan CHSE ini bertujuan bagi pengelola tempat wisata, penyedia tempat wisata dan wisatawan. Panduan ini juga dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan kesehatan, keselamatan kelestarian lingkungan," kata Deputi Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Vinsensius Jemadu di Pangkalpinang, Selasa (15/11/2022).

Baca juga: 9 Tempat Wisata Alam di Bangka Selatan, Selain Pantai

Vinsensius hadir bersama Kementerian Kesehatan dalam kegiatan Peringatan Hari Pengendalian Nyamuk (HPN) 2022 dengan tajuk "Wisata Bebas Nyamuk".

Kegiatan peringatan ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam pengendalian nyamuk di Tanah Air.

Penjabat (Pj) Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Ridwan Djamaluddin mengatakan, pemberantasan nyamuk dimulai dari lingkungan masing-masing sehingga nyamuk Aedes aegypti tidak berkembang biak.

Baca juga: 8 Pantai Cantik di Bangka Selatan, Air Lautnya Masih Jernih

Menurut Ridwan, daerah tambang, sekaligus daerah perkebunan sawit patut menjadi perhatian. Sebab, kolong bekas tambang dan perkebunan sawit disinyalir merupakan tempat berkembang biaknya jentik-jentik nyamuk.

Sementara nyamuk merupakan penyebab terjadinya berbagai jenis penyakit, seperti malaria, Deman Berdarah Dengue (DBD), chikungunya, maupun demam zika.

"Kita akan membangun pariwisata berbasis kesehatan, sehingga nantinya banyak orang datang ke Babel," ujar Ridwan.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Di Bangka Belitung, penyakit akibat gigitan nyamuk terbilang menonjol.

Dari Januari sampai Juni 2022, tercatat sebanyak 990 orang terjangkit DBD. Sebanyak 11 orang di antaranya meninggal dunia.

Baca juga: 9 Tempat Wisata di Bangka Tengah, Main ke Pantai dan Hutan Mangrove

Cara pencegahan paling mudah bagi masyarakat yakni membersihkan lingkungan tempat tinggal, menutup rapat tempat penyimpanan air serta mengurai air tergenang seperti selokan hingga ember vas bunga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com