Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjanjian Giyanti 13 Februari, 268 Tahun Pecahnya Mataram Islam Jadi Surakarta dan Yogyakarta

Kompas.com - 13/02/2023, 19:13 WIB
Anggara Wikan Prasetya

Penulis

KOMPAS.com - Kebanyakan orang mungkin sudah mengetahui Keraton Surakarta di Kota Solo atau Surakarta, dan Keraton Yogyakarta di Kota Yogyakarta.

Kedua istana tersebut bisa dibilang merupakan salah satu ikon dan tujuan wisata di daerah masing-masing.

Keduanya juga juga memiliki wilayah masing-masing. Keraton Yogyakarta merupakan istana Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, sementara Keraton Solo atau Surakarta merupakan istana Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

Baca juga: Masjid Kotagede, Masjid Tertua di Yogyakarta Peninggalan Mataram Islam

Namun, Surakarta dan Ngayogyakarta ternyata dulunya adalah satu kerajaan, yakni Mataram Islam yang berdiri tahun 1586 Masehi.

Ilustrasi Keraton Surakarta yang bisa dikunjungi secara virtual. SHUTTERSTOCK/HILDAWEGES PHOTOGRAPHY Ilustrasi Keraton Surakarta yang bisa dikunjungi secara virtual.

Dikutip dari Kompas.com, (15/7/2021), keruntuhan Mataram Islam terjadi pada 13 Februari 1755 dengan ditandatanganinya Perjanjian Giyanti.

Perjanjian Giyanti 1755

Perjanjian Giyanti terjadi saat pusat kerajaan Mataram Islam berada di Sala (atau Solo) ketika Paku Buwono (PB) III menjadi raja.

Saat itu, terjadi konflik antara pihak kerajaan, VOC, Raden Mas Said (Pangeran Sambernyawa), dan Pangeran Mangkubumi.

Baca juga: Sejarah Peringatan Satu Suro yang Diadakan Sejak Kerajaan Mataram Islam

Konflik itulah yang akhirnya memunculkan Perjanjian Giyanti yang membagi Mataram Islam menjadi 2 bagian.

PB III mendapat bagian kerajaan sebelah timur yang meliputi wilayah Surakarta dan sekitarnya, menjadi Surakarta Hadiningrat.

Keraton Yogyakarta.Dok. Shutterstock/Julius Bramanto Keraton Yogyakarta.

Sementara itu, Pangeran Mangkubumi mendapat bagian kerajaan sebelah barat yang meliputi Yogyakarta dan sekitarnya.

Pangeran Mangkubumi kemudian naik tahta dan menyandang gelar sebagai Hamengku Buwono I.

Adapun perjanjian Giyanti ditandatangani di tempat yang kini berada di Desa Jantiharjo, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Baca juga: Kotagede, Lokasi Istana Pertama Mataram Islam

Situs Perjanjian Giyanti masih ada hingga sekarang dan bisa dikunjungi. Konon tempat penandatanganan ada di antara 3 pohon beringin.

Situs Perjanjian Giyanti di Desa Jantiharjo, Karanganyar, Jawa Tengah, lokasi ditandatanganinya Perjanjian Giyanti yang memecah Mataram Islam jadi Surakarta dan Yogyakarta.KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Situs Perjanjian Giyanti di Desa Jantiharjo, Karanganyar, Jawa Tengah, lokasi ditandatanganinya Perjanjian Giyanti yang memecah Mataram Islam jadi Surakarta dan Yogyakarta.

Setiap jelang tanggal 13 Februari, masyarakat Desa Jantiharjo selalu mengadakan acara peringatan atau napak tilas Perjanjian Giyanti.

Kini pada 13 Februari 2023 pun menjadi peringatan 268 tahun pecahnya Mataram Islam menjadi Surakarta dan Yogyakarta.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com