Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beragam Cara Menuju Desa Negeri Hila Maluku, Titik Nol Jalur Rempah

Kompas.com - 07/07/2023, 15:11 WIB
Gading Perkasa,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Desa Wisata Negeri Hila di Kabupaten Maluku Tengah bisa menjadi pilihan destinasi untuk dikunjungi saat sedang berada di Provinsi Maluku.

Desa ini pernah meraih juara satu untuk kategori pengelola homestay di ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022 yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Desa Wisata Negeri Hila terletak di pesisir utara Pulau Ambon, sekitar 37 kilometer dari pusat kota Ambon, dengan populasi mencapai 6.850 jiwa.

Baca juga: Pesona Desa Wisata Negeri Hila, Ada Benteng Berusia 380 Tahun

Ada beberapa destinasi sejarah di desa ini yang populer, seperti Benteng Amsterdam yang dibangun pada 1642 oleh Gerrard Demmer. Benteng itu kemudian dijadikan gudang rempah pertama di Indonesia.

Hal itu menjadi salah satu alasan Desa Wisata Negeri Hila disebut sebagai titik nol jalur rempah dunia.

"Ini (Desa Wisata Negeri Hila) merupakan titik nol dan awal mula dari jalur rempah dunia," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, dikutip dari laman Kemenparekraf.

"Desa ini menjadi daya tarik bagi wisatawan yang ingin mengenal lebih banyak sejarah tentang kekayaan budaya di Indonesia."

Baca juga: 16 Tempat Wisata di Maluku Barat Daya, Ada Gunung di Tengah Sabana

Selain benteng tersebut, terdapat pula peninggalan sejarah lainnya seperti Gereja Tua Imanuel Hila, dan Mushaf Al-Quran yang ditulis tangan hampir 1.000 tahun lalu.

Cara menuju Desa Wisata Negeri Hila

Dilansir dari laman Jadesta Kemenparekraf, Desa Wisata Negeri Hila terletak di dataran rendah dan sedikit berbukit ke arah selatan menuju Negeri Hative Besar di Kotamadya Ambon.

Panorama di salah satu sudut di Desa Wisata Negeri Hila, Maluku.WONDERFUL INDONESIA Panorama di salah satu sudut di Desa Wisata Negeri Hila, Maluku.

Bagi yang ingin berkunjung ke sini, ada beberapa cara yang dapat ditempuh, yakni:

  • Jika berangkat dari Bandara Internasional Pattimura Ambon di Laha, bisa menggunakan taksi dengan waktu tempuh 60 menit. Biayanya sekitar Rp 200.000.
  • Dari pusat kota Ambon, gunakan taksi sewaan dengan waktu tempuh 60 menit. Biaya sekali jalan sekitar Rp 250.000.
  • Dari pusat kota Ambon pula, kamu bisa memesan Grab Taxi dengan waktu tempuh 60 menit. Biaya perjalanan antara Rp 235.000-Rp 250.000.

Baca juga: 4 Tempat Bersejarah di Maluku Barat Daya, Ada Benteng Berusia 3 Abad

  • Apabila berangkat dari Terminal Bus Umum/Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP) trayek Hila - Ambon di Kota Ambon yang beroperasi 24 jam, waktu tempuh selama 60 menit dengan biaya sekali jalan Rp.15000.
  • Wisatawan juga bisa menyewa bus angkutan umum yang beroperasi di dalam dan luar kota Ambon, baik Bus Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP) atau bus angkutan umum lainnya dari kota Ambon. Waktu tempuhnya sekitar 60 menit, dengan biaya Rp.300.000.

  • Menggunakan ojek daring maupun konvesional dengan biaya Rp. 60.000. Perjalanan ditempuh dalam waktu 60 menit.
  • Menyewa motor ojek rental konvensional dari kota Ambon selama sehari. Biaya sewanya sekitar Rp.150.000.
@kompastravel Kompas Travel berkesempatan mampir ke perkebunan pala yang menjadi saksi bisu peralihan zaman dari masa penjajahan Belanda, Jepang, hingga saat ini Indonesia sudah merdeka. Saat ini, perkebunan pala milik klan Van Den Broeke hanya memiliki lahan seluas 12,5 hektar dengan delapan pekerja. Perkebunan pala itu kini diolah menjadi manisan, lalu diambil minyaknya dan dijual ke sejumlah negara. Kalau ke Maluku Tengah, jangan lupa untuk mampir ke perkebunan pala di Pulau Banda Besar ini ya ???? Hayo, jangan lupa ajak temennya.. tag di kolom komentar yaa.. #exploreindonesia #exploremaluku #tripmaluku #malukuindonesia ? Vlog - Soft boy
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com