KOMPAS.com - Desa Wisata Negeri Hila terletak di pesisir utara Pulau Ambon, sekitar 37 kilometer dari pusat kota Ambon.
Merupakan desa binaan Astra sejak tahun 2022, jumlah penduduk di Desa Wisata Negeri Hila mencapai 6.850 jiwa.
Desa ini menjadi salah satu destinasi wisata paling diminati di wilayah Ambon karena memiliki potensi budaya, bahari, sejarah, pemandangan alam dan buatan, kuliner, hingga kerajinan tangan.
Baca juga: 16 Tempat Wisata di Maluku Barat Daya, Ada Gunung di Tengah Sabana
Desa Wisata Negeri Hila berperan penting dalam sejarah Maluku. Hal ini ditandai dengan sejumlah peninggalan sejarah seperti Benteng Amsterdam, Gereja Tua Imanuel Hila, dan Mushaf Al-Quran yang ditulis tangan hampir 1.000 tahun lalu.
Dilansir dari laman Jadesta Kemenparekraf, beberapa warisan budaya Desa Wisata Negeri Hila yang saat ini masih dilestarikan seperti Cakalele (tarian perang tradisional Maluku), Bambu Gila (atraksi beranggotakan tujuh orang), Tari Lenso (tarian untuk menyambut tamu), dan Hadrat (tradisi mengarak hewan sebelum disembelih).
Ada pula Sawat (tarian kedamaian dan persaudaraan), Leka-leka wae (seni tari yang dilakukan menjelang buka puasa di bulan Ramadhan), dan Saureka-reka (tarian yang dibawakan oleh empat laki-laki dan empat perempuan).
Selain bergantung kepada potensi wisata alam, sejarah, dan budaya, masyarakat setempat juga memiliki pencaharian lain dalam bentuk penjualan kriya kayu dan kuliner lopis, serta perkebunan pala, cengkeh, dan kakao yang juga menjadi salah satu destinasi ekopariwisata di wilayah Leihitu.
Baca juga: 5 Pantai di Maluku Barat Daya yang Wajib Dikunjungi, Pas untuk Liburan
Komoditas pala, cengkeh, dan kakao yang dihasilkan juga telah diekspor ke Eropa. Bahkan dalam satu tahun, hasil panen komoditas pala di Desa Hila bisa mencapai 6 ton dengan nilai transaksi ekspor sekitar Rp 1,5 miliar.
Salah satu destinasi wisata yang populer di Desa Wisata Negeri Hila yaitu Benteng Amsterdam.
Dikutip pemberitaan Kompas.com pada 31 Desember 2022, Benteng Amsterdam yang dibangun Gerrard Demmer pada 1642 dijadikan gudang rempah pertama di Indonesia.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.