Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terancam Punah, Elang Jawa Masih Terbang di Kota Batu

Kompas.com - 23/08/2023, 22:06 WIB
Nugraha Perdana,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

BATU, KOMPAS.com - Lembaga pemerhati satwa ProFauna Indonesia menemukan keberadaan Elang Jawa di kawasan hutan Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur.

Total ada tiga ekor burung yang terekam kamera trap di Gunung Pucung atau masih sekitar Gunung Arjuno.

Baca juga: 4 Tips Memotret Satwa dari Fotografer Profesional, Kenali Karakter

Ketika itu sedang dilakukan monitoring keanekaragaman satwa sejak Januari 2022 lalu.

Temuan satwa yang terancam punah itu diperoleh dari pemasangan 12 kamera trap di beberapa titik lokasi.

"Prosesnya sudah dilakukan sejak Januari 2022, hasilnya belum kita luncurkan secara resmi dengan target pada akhir tahun nanti," kata Ketua ProFauna Indonesia, Rosek Nursahid melalui sambungan telepon, pada Rabu (23/8/2023).

Ia menyampaikan, temuan satwa langka ini menunjukkan ekosistem di kawasan hutan Desa Bulukerto masih terjaga dengan baik, sehingga Elang Jawa masih dapat berkembang biak disana.

Baca juga: Kawasan Bromo Tengger Semeru Jadi Habitat Ideal bagi Elang Jawa

Pasalnya, burung yang menjadi simbol negara Indonesia ini termasuk dalam kategori terancam punah menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN). Sementara, ekosistem hutan yang ada rata-rata telah rusak.

"Begitu pentingnya menjaga ekosistem hutan di lereng Gunung Arjuno ini. Mengelola hutan selaras menjaga keanekaragaman hayati, sehingga mendatangkan nilai ekonomis bagi masyarakat," katanya.

Oleh sebab itu, ProFauna mengajak masyarakat untuk melestarikan kawasan hutan agar tidak terjadi alih fungsi hutan yang dapat merusak ekosistem.

Baca juga: Elite Park Zoo Serang, Tempat Wisata Baru yang Punya Satwa Langka 

Menurutnya, rusaknya fungsi kawasan hutan dapat memicu bencana hidrometeorologi. Salah satunya yang sudah pernah terjadi, yakni banjir bandang di Desa Bulukerto pada 2021 lalu.

Potensi pengembangan wisata alam liar

Selain itu, kawasan hutan di Gunung Pucung dinilai memiliki potensi pengembangan wisata alam liar atau wild life tourism atau eco tourism.

Anggota ProFauna Indonesia atau lembaga pemerhati satwa saat monitoring keanekaragaman satwa dan hasil sementara menemukan keberadaan Elang Jawa di kawasan hutan Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur.Dok. ProFauna Indonesia Anggota ProFauna Indonesia atau lembaga pemerhati satwa saat monitoring keanekaragaman satwa dan hasil sementara menemukan keberadaan Elang Jawa di kawasan hutan Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur.

Beberapa daerah di Indonesia juga dikembangkan untuk wisata alam liar, seperti bertemu orang utan di Tanjung Puting, Kalimantan Tengah dan Komodo di Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Menurut saya potensi di Gunung Pucung itu ada," katanya.

Baca juga: 7,4 Juta Wisatawan Kunjungi Kota Batu Sepanjang 2022

Rosek menambahkan, konsep yang bisa diterapkan di Gunung Pucung yakni pengamatan aktivitas satwa elang jawa

Dengan konsep wisata alam liar, upaya pelestarian hutan dan lahan bisa berjalan selaras sehingga menjasi sumber ekonomi tanpa merusak ekologi.

"Jika memang ingin dikembangkan, tentu akan baik sekali, potensinya di sini baik sekali. Apalagi banyak juga wisatawan luar negeri pernah ada yang tanya ke kami, tempat untuk melihat burung secara alami di mana," katanya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
DAOP 6 Yogyakarta Tambah 6 Kereta Tambahan Jarak Jauh untuk Long Weekend

DAOP 6 Yogyakarta Tambah 6 Kereta Tambahan Jarak Jauh untuk Long Weekend

Travel Update
Long Weekend, Ada Rekayasa Lalu Lintas di Jalanan Kota Yogyakarta

Long Weekend, Ada Rekayasa Lalu Lintas di Jalanan Kota Yogyakarta

Travel Update
5 Hotel Dekat Yogyakarta International Airport, 5 Menit dari Bandara

5 Hotel Dekat Yogyakarta International Airport, 5 Menit dari Bandara

Hotel Story
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com