Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Museum Petilasan Mbah Maridjan, Kenang Dahsyatnya Erupsi Merapi 2010

Kompas.com - 24/09/2023, 19:07 WIB
Anggara Wikan Prasetya

Penulis

KOMPAS.comGunung Merapi yang ada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengan, merupakan gunung api aktif.

Menurut laman Magma ESDM, hingga kini Gunung Merapi masih berstatus Level III atau Siaga. Pendakian pun masih ditutup sejak 2018 hingga sekarang.

Sebagai gunung api aktif, Merapi sering mengalami erupsi yang biasanya merupakan luncuran awan panas.

Namun pada 2010, Gunung Merapi meletus besar. Letusan yang terjadi secara eksplosif ini dampaknya cukup parah.

Baca juga: Libur Lebaran, Tarif Jip Wisata Lava Tour Merapi Tidak Naik

Bahkan, erupsi besar Merapi pada 2010 sampai memakan korban Juru Kunci Gunung Merapi saat itu, yakni Mas Panewu Suraksohargo atau Mbah Maridjan.

Museum Petilasan Mbah Maridjan

Kini, jejak dahsyatnya erupsi Merapi tahun 2010 masih bisa disaksikan, meski kondisi sekitar gunung sudah pulih.

Tempat menyaksikan jejak erupsi Merapi tahun 2010 adalah di Museum Petilasan Mbah Maridjan.

Lokasinya tepatnya berada di Kinahrejo, Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, DIY.

Tempat ini dulunya merupakan rumah Mbah Maridjan yang dulu hancur diterjang awan panas Gunung Merapi pada 26 Oktober 2010.

Baca juga: Mengenal Sedekah Gunung Merapi di Boyolali, Ada Kirab Kepala Kerbau

Mbah Maridjan juga ditemukan meninggal dunia dalam posisi bersujud usai erupsi besar tersebut.

Kompas.com sempat berkunjung langsung ke Museum Petilasan Mbah Maridjan pada Minggu (24/9/2023).

Motor yang terkena awan panas Merapi 2010 di Museum Petilasan Mbah Maridjan, Minggu (24/9/2023).KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Motor yang terkena awan panas Merapi 2010 di Museum Petilasan Mbah Maridjan, Minggu (24/9/2023).

Saat ini, bekas rumah Mbah Maridjan ini sudah dibangun. Namun, peninggalan jejak erupsi besar Merapi 2010 masih ada.

Masih ada sisa barang-barang yang diterjang awan panas, mulai dari sepeda motor, perlengkapan rumah tangga, hingga set gamelan.

Baca juga: Rute dan Harga Jip Wisata di Ketep Pass, Puas Nikmati Indahnya Merapi dan Merbabu

Ada pula sisa tulang hewan ternak yang mati terkena awan panas, juga lantai asli rumah Mbah Maridjan.

Terdapat juga semacam batu nisan di tengah pendapa yang bukan merupakan makam, melainkan penanda lokasi Mbah Maridjan ditemukan meninggal dunia.

Batu nisan yang merupakan petilasan Mbah Maridjan di Museum Petilasan Mbah Maridjan, Minggu (24/9/2023).KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Batu nisan yang merupakan petilasan Mbah Maridjan di Museum Petilasan Mbah Maridjan, Minggu (24/9/2023).

Pengunjung juga bisa melihat foto dokumentasi saat erupsi sedang terjadi, serta tulisan seputar kronologi erupsi besar Merapi yang meluluhlantakkan Kinahrejo.

Saat berkunjung, Kompas.com yang datang menggunakan sepeda motor hanya dimintai tarif Rp 4.000 per orang di gerbang retribusi masuk Kinahrejo.

Baca juga: Liburan di Ketep Pass, Ada Jip Wisata untuk Jelajah kawasan Merapi dan Merbabu

Adapun Museum Petilasan Mbah Maridjan ini kebanyakan didatangi pengunjung yang menggunakan jasa paket jip wisata Lava Tour Merapi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com