Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Festival Heley Mbay Hote Mbay, Pertahankan Tradisi Gerabah di Jayapura

Kompas.com - 29/09/2023, 13:36 WIB
Roberthus Yewen,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

SENTANI, KOMPAS.com -  Festival Helay Mbay Hote Mbay ke IV kembali dilaksanakan di Kampung Abar di Distrik Ebungfau, Kabupaten Jayapura, Papua, Kamis (28/9/2023).

Digelar hingga Sabtu (30/9/2023), festival ini merupakan upaya mempertahankan tradisi gerabah tradisional yang telah ada sejak dulu hingga saat ini di Kampung Abar.

Baca juga:

Ketua Kelompok Pengrajin Gerabah Tradisional Kampung Abar, Naftali Felle mengatakan bahwa dalam bahasa sentani, gerabah disebut helay. Dengan demikian, Helay Mbay Hote Mbay artinya makan papeda dalam gerabah.  

“Gerabah telah diwariskan oleh para leluhur Kampung Abar sejak dahulu hingga saat ini. Warga di kampung ini secara turun temurun mempertahankan warisan pembuatan gerabah ini,” terang Naftali kepada Kompas.com, Kamis.

Menurut Naftali, yang juga Kepala Suku Kampung Abar, festival telah diadakan sejak tahun 2017 sehingga festival tahun ini memasuki tahun keempat.

“Pada pelaksanaan festival ketiga tahun 2019 telah dicanangkan oleh bupati sebelumnya sebagai salah satu festival tahunan di Kabupaten Jayapura,” tuturnya.

Sempat berhenti akibat pandemi Covid-19

Warga Kampung Abar, saat menyiapkan papeda dalam gerabah disela-sela pelaksanaan Festival Helay Mbay Hote Mbay yang berlangsung di Kampung Abar, Distrik Ebungfau, Kabupaten Jayapura, Papua, Kamis (28/9/2023).KOMPAS.COM/Roberthus Yewen Warga Kampung Abar, saat menyiapkan papeda dalam gerabah disela-sela pelaksanaan Festival Helay Mbay Hote Mbay yang berlangsung di Kampung Abar, Distrik Ebungfau, Kabupaten Jayapura, Papua, Kamis (28/9/2023).

Naftali menambahkan, festival ini sempat tertunda selama beberapa tahun akibat pandemi Covid-19.

Selain itu, pelaksanaannya juga sempat tertunda akibat ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XX tahun 2020 yang berlangsung pada tahun 2021 di Provinsi Papua.

“Memang sempat tertunda, tetapi puji Tuhan pada hari ini dilaksanakan kembali sebagai salah satu warisan budaya yang harus dijaga selalu,” ujarnya.

Baca juga: Citilink Buka Rute Bali-Papua Nugini PP, Ini Jadwalnya

Naftali mengatakan, selama pelaksanaan festival ini, para pengunjung dapat menikmati papeda dan ikan yang disiapkan di dalam gerabah.

“Para pengunjung yang datang ke festival ini akan kami sajikan makan papeda di dalam gerabah sesuai tradisinya. Setiap pengunjung wajib makan bersama dalam bentuk kelompok di dalam gerabah,” jelasnya. 

Baca juga: Pesona Kaimana, Kota Senja di Tanah Papua

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com