JAKARTA, KOMPAS.com - Informasi mengenai budaya, sejarah, dan wisata Melaka bisa ditemukan di Galeri Melaka di Museum Sejarah Jakarta (Museum Fatahillah), Jakarta Barat.
"Persiapannya (Galeri Melaka) di museum sudah ada sekitar sebulan yang lalu, dan belum ada info pasti galeri dibuka sampai kapan. Namun mengingat persiapannya cukup lama, kemungkinan periodenya juga lama," kata petugas di Museum Sejarah Jakarta, Achmad Bagus di lokasi, Selasa (10/10/2023).
Baca juga:
Galeri Melaka terletak di lantai satu museum. Galeri ini menceritakan secara ringkas mengenai sejarah penjajahan di Melaka, serta kaitannya dengan penjajahan di Batavia.
Menurut informasi yang Kompas.com peroleh di lokasi, Melaka saat ini ialah provinsi terkecil di Malaysia dengan luas wilayah sekitar 1.663 kilometer persegi. Provinsi ini terletak di bagian selatan semenanjung Malaysia.
Meskipun merupakan daerah terkecil di Malaysia, tetapi Melaka memiliki sejarah yang unik sehingga dikenal dengan sebutan Melaka Kota Bersejarah.
"Melaka didaftarkan sebagai Kota Warisan Dunia oleh UNESCO pada 7 Juli 2008," bunyi keterangan di Galeri Melaka, Selasa.
Di area ini, terdapat replika bangunan Stadthuys, bangunan balai kota yang diatur oleh pemerintah Belanda pada tahun 1650 setelah mengambil alih Melaka dari Portugis pada tahun 1641.
Bangunan ini berwarna merah cerah, beratap hitam, dan terdiri dari empat lantai. Balai kota ini dulunya merupakan pusat pemerintahan dan tempat tinggal Gubernur Belanda di Melaka dari abad ke-17 sampai tahun 1824.
Baca juga: Menguak Sisi Gelap Museum Fatahillah
Tidak hanya pada masa pemerintahan Belanda, bangunan ini juga dijadikan sebagai pusat pemerintahan pada saat penjajahan Inggris.
Mulanya bangunan Stadthuys ini dicat berwarna putih, lalu sekitar 1910 warna bangunanya diubah menjadi merah. Oleh sebab itu, bangunan Stadthuys dijuluki sebagai Bangunan Merah.
Saat ini, bangunan Stadthuys dijadikan sebahai Musium Sejarah Melaka dan Musium Etnografi di Melaka.
Baca juga: