KOMPAS.com - Baru-baru ini, peristiwa warga Pulau Rinca di Nusa Tenggara Timur (NTT) terluka parah karena digigit komodo, kembali terjadi.
Sudah dua kali, salah satu hal yang menyebabkan komodo memasuki area warga adalah karena tidak adanya pagar pembatas di perumahan warga Kampung Waerebo, Dusun Kerora, Desa Pasir Panjang, Pulau Rinca, Kabupaten Manggarai Barat, NTT.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno pun menanggapi hal tersebut.
Baca juga: TN Komodo Dikunjungi 219.693 Wisatawan hingga September 2023
Ia mengatakan perlunya keterlibatan para ahli konservasi dan juga pemerhati lingkungan hidup dalam kasus ini.
"Ini mungkin dipicu oleh semakin menyusutnya hahabitat dari komodo, dan mereka kesulitan mencari makanan," ujar Sandiaga, dalam agenda konferensi pers mingguan yang dipantau secara online, Senin (30/10/2023).
Oleh karena itu, ia berpesan agar semua pihak terkait antara lain pemerintah daerah setempat, badan otorita, Balai Taman Nasional Komodo, dan lainnya untuk menjaga kelestarian lingkungan.
"Semua pihak harus duduk memastikan agar kelestarian lingkungan dan keselamatan warga ini terjaga. Itu tanggapan kami," imbuhnya.
Baca juga: Banyak Kecelakaan di Perairan TN Komodo, Pemandu Tur Dinilai Perlu Latihan Penyelamatan Air
Menparekraf juga mengatakan, harapannya Pulau Rinca yang telah dibangun dapat menjadi suatu pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.
Sehingga dapat membuka peluang usaha dan lapangan kerja yang luas bagi masyarakat, tidak hanya di Pulau Rinca tetapi juga keseluruhan Destinasi Super Prioritas (DSP) Labuan Bajo.
Sebagai informasi, Muhaimin Ardiansyah Nampira (18), warga Kampung Waerebo merupakan korban kedua pada Oktober 2023 yang digigit komodo pada Selasa (24/10/2023).
Sebelumnya, pada 2 Oktober 2023, seorang ibu rumah tangga di Pulau Rinca digigit komodo saat menjemur ikan di depan rumah. Korban bernama Ratna (46) digigit di bagian tangannya.
Kepala Dusun Kerora, Basir menjelaskan, dua tahun lalu, pemerintah melalui Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) telah membangun pagar pembatas permukiman di Dusun Kerora dan habitat komodo sepanjang 970 meter.
Meski sudah dibangun pagar, ternyata pagar tersebut tidak sampai di kampung Waerebo, sehingga komodo bisa masuk permukiman.
Baca juga: Warga Pulau Rinca yang Digigit Komodo Dapat Santunan Uang
"Kurang lebih 200 meter di kampung Waerebo yang belum dibuat pagar," kata Basir, dikutip dari Kompas.com, Senin (30/10/2023).
Warga pun berharap agar pemerintah melalui BTNK segera membangun pagar pembatas di kampung Waerebo agar ke depannya tidak terjadi lagi kasus komodo menggigit warga.
Kepala Balai Taman Nasional Komodo, Hendrikus Rani Siga mengatakan, pihaknya memang berencana untuk memagari semua kampung di dalam kawasan yang dihuni satwa komodo.
Baca juga: Kondisi Warga Pulau Rinca yang Digigit Komodo, Dapat 16 Jahitan
"Kami punya rencana agar semua kampung di dalam kawasan yang ada satwa komodonya akan dipagar. Sangat tergantung pada anggaran yang tersedia," ujar Hendrikus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.