Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Abdul Nasir
Dosen

Dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas Jember

Mencermati Kinerja Pariwisata 2023

Kompas.com - 04/12/2023, 09:58 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PARIWISATA adalah bagian penting dari perekonomian nasional setelah pandemi Covid-19 berakhir. Sektor-sektor ekonomi yang terkait dengan pariwisata, seperti akomodasi, makanan dan minuman, perdagangan, dan transportasi, meningkat sebagai hasil dari peningkatan jumlah dan mobilitas wisatawan.

Di sisi lain, mempercepat pemulihan pariwisata nasional menghadapi banyak tantangan. Jumlah wisatawan asing yang datang ke Indonesia belum mencapai tingkat sebelum pandemi.

Meskipun beberapa indikator daya saing pariwisata nasional telah meningkat, seperti yang ditunjukkan peningkatan peringkat Travel and Tourism Development Index (TTDI) terbaru, yang menempatkan Indonesia sebagai salah satu yang tertinggi di ASEAN (kemenparekraf, 2023).

Adanya pertumbuhan sektor pariwisata juga telah menimbulkan multiplier effect terhadap pertumbuhan sektor ekonomi lainnya seperti sektor akomodasi, agrikultur, dan berbagai industri lainnya.

Hingga Agustus 2023, tercatat 7,44 juta kunjungan wisatawan mancanegara, sekitar 70 persen lebih banyak dari periode yang sama tahun 2019.

Jumlah ini melampaui target pemerintah sebesar 6 juta–8,5 juta kunjungan asing pada 2023.

Meskipun demikian, peningkatan jumlah kunjungan wisatawan Indonesia masih lambat dibandingkan dengan negara lain di ASEAN.

Kinerja sektor pariwisata nasional didorong peningkatan mobilitas wisawatan dalam negeri setelah kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dicabut pada akhir 2022.

Jumlah wisawatan dalam negeri tercatat 433,57 juta pergerakan sepanjang semester pertama 2023, melampaui periode sama sebelum pandemi pada 2019.

Sebaliknya, capaian kinerja wisawatan dalam negeri diperkirakan masih di bawah target nasional sebesar 1,2 miliar-1,4 miliar pergerakan.

Selain itu, gerakan wisawatan dalam negeri masih terkonsentrasi di Jawa, khususnya Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.

Selain karena banyaknya penduduk yang tinggal di Jawa, mobilitas wisatawan dalam negeri yang terkonsentrasi di wilayah ini membantu meningkatkan konektivitas dan akses, terutama berkat ketersediaan dan kesiapan berbagai moda transportasi umum serta keberadaan jalan Tol Trans-Jawa.

Berdasarkan Laporan Nusantara yang diterbitkan oleh Bank Indonesia, Oktober 2023, ada setidaknya tiga hambatan dalam upaya mempercepat peningkatan wisman hingga mencapai tingkat sebelum pandemi.

Pertama dan terpenting, kapasitas angkutan udara belum sepenuhnya pulih, yang mengakibatkan biaya perjalanan internasional masih cukup tinggi di tengah kapasitas penerbangan global yang belum kembali normal.

Kondisi ini menyebabkan peningkatan kunjungan wisatawan ke Indonesia, termasuk dari negara-negara asal utama, masih lebih terbatas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com