Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Atraksi Budaya di Pulau Kaledupa di Wakatobi, Ada Festival

Kompas.com - 12/06/2024, 17:48 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Setiap pulau di Wakatobi, Sulawesi Tenggara, punya atraksi budaya yang mencirikan keanekaragaman masyarakat. Tidak terkecuali di Pulau Kaledupa.

Beberapa atraksi budaya yang digelar di Pulau Kaledupa juga dilakukan di Pulau Wangi-wangi.

Meskipun demikian, setiap kawasan tentu punya makna dan ritual yang menjadikannya berbeda.

Berdasarkan buku panduan wisata resmi dari Dinas Pariwisata Wakatobi, setidaknya ada empat atraksi budaya yang wajib disaksikan saat mampir ke Pulau Kaledupa.

Baca juga:

Atraksi budaya di Pulau Kaledupa, Wakatobi

1. Budaya karia

Potret kemeriahan acara Karia di Wakatobi.Dokumentasi Wakatobi Tourism. Potret kemeriahan acara Karia di Wakatobi.

Karia di Pulau Kaledupa ialah ritual mengislamkan anak. Budaya ini tidak hanya dilakukan di Pulau Kaledupa, tapi juga di Pulau Wangi-wangi.

Konon, ritual ini telah ada sejak zaman Kesultanan Buton. Biasanya, ritual Karia dilakukan setelah lebaran Idul Fitri dan Idul Adha. 

Meskipun demikian, Karia juga bisa dilaksanakan sepanjang tahun oleh masyarakat Kaledupa. Biasanya Karia diikuti oleh puluhan bahkan ratusan keluarga. 

Sukacita kemeriahan pelaksanaan ritual Karia sangat terasa karena diikuti oleh sejumlah atraksi budaya seperti somboa (tradisi pingitan bagi anak perempuan yang sudah memasuki masa gadis), dan lemba kansodaa (tradisi memikul anak perempuan yang dipingit).

Ada pula pesta makan liwo (makanan tradisional), tradisi mansa (silat kampung), makanjara, tari lengko, acara joget, dan sejumlah tradisi tradisional lainnya seperti lariangi, pajoge, dan/atau pobhanti. 

Baca juga:

2. Budaya mansa

Mansa merupakan tradisi adu ketangkasan baik pemuda maupun pemudi, anak-anak, dan orangtua, khususnya mereka yang pernah mengikuti latihan bela diri. 

Tradisi ini biasanya dilaksanakan pada saat ada acara karia, pernikahan, acara kabuenga, heluluta kampo, dan/atau acara hebatu kampo. 

Ketika ada informasi kegiatan mansa, biasanya masyarakat akan berdatangan dari berbagai desa di Pulau Kaledupa untuk menonton atau turut serta bermain silat kampung. 

Tradisi mansa dapat dilaksanakan kapan saja, tapi paling banyak dilaksanakan setelah Idul Fitri dan Idul Adha bersamaan dengan banyaknya acara pernikahan ataupun sunatan. 

Tidak hanya di Kaledupa, mansa juga digelar di Pulau Wangi-wangi. Perbedaan mansa di Wangi-wangi dengan di Kaledupa terdapat pada gaya yang dilakukan pesilat.

Di Pulau Wangi-wangi, para pesilat masih menggunakan gaya mansa tradisional yang mementingkan bunga daripada bantingan.

Sementara itu, di Pulau Kaledupa, mansa lebih cenderung menghidupkan suasana tradisional dan keindahan gerakan dari pemain.

Baca juga: 4 Rekomendasi Spot Diving di Pulau Kaledupa Wakatobi

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com