KOMPAS.com - Kabupaten Wakatobi di Sulawesi Tenggara tersohor karena surga bawah lautnya yang indah.
Kendati demikian, Wakatobi sebetulnya punya banyak hal lain untuk dijelajahi, selain keindahan baharinya.
Baca juga: Di Mana Letak Pulau Wangi-wangi?
Perjalanan wisata di Wakatobi bisa diawali dari Pulau Wangi-wangi. Di pulau ini terdapat Bandara Matahora, sehingga pengunjung bisa datang menggunakan moda transportasi udara meskipun kini masih terbatas, hanya terbang dua kali dalam seminggu.
Lalu, apa saja yang ada di Pulau Wangi-wangi?
Berikut sejumlah tempat di Wangi-wangi yang dapat kamu singgahi saat berkunjung.
Singgah di Desa Liya Togo bisa menjadi pilihan bagi para pencinta sejarah.
Di desa ini, kita bisa menemukan Benteng Liya atau dikenal juga sebagai Benteng Keraton, peninggalan Kerajaan Buton yang memiliki luas 52 hektar dan berdiri mengelilingi desa.
Baca juga: 5 Aktivitas di Desa Liya Togo Wakatobi, Berfoto dengan Latar Benteng
Ada pula Masjid Mubarok yang dibangun sejak 1546 dan menjadi masjid tertua di Wakatobi.
Menyaksikan aktivitas warga Desa Bajo Mola akan memberi kesan tersendiri.
Dikutip dari Direktori Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, di sini, tertata rapi perkampungan dengan air laut mengalir jernih di sekitarnya.
Baca juga: Jadi Inspirasi Avatar 2, Ini 6 Fakta Suku Bajo Si Penjelajah Laut
Wisatawan bisa menyaksikan aktivitas sehari-hari warga, seperti menyantap olahan makanan laut, naik sampan keliling kampung, hingga melihat ikan-ikan berseliweran, termasuk lumba-lumba.
Jika menuju pusat kota Wangi-wangi dari arah bandara, singgah di Goa Kontamale bisa menjadi pilihan.
Di sana, kita bakal melihat goa telaga air tawar yang sangat jernih dan segar untuk diselami, dengan stalaktit menghiasi langit-langitnya.
Untuk masuk ke tempat ini tidak dikenakan biaya alias gratis.
Baca juga: Menelusuri Kemolekan Wakatobi, mulai dari Wangi-Wangi, Kaledupa, Tomia, hingga Binongko
Dikutip dari Kompas.com (11/11/2017), konon, goa ini konon dipercaya dapat mempermudah jodoh seseorang, lho.
@kompastravel Kompas Travel berkesempatan mampir ke perkebunan pala yang menjadi saksi bisu peralihan zaman dari masa penjajahan Belanda, Jepang, hingga saat ini Indonesia sudah merdeka. Saat ini, perkebunan pala milik klan Van Den Broeke hanya memiliki lahan seluas 12,5 hektar dengan delapan pekerja. Perkebunan pala itu kini diolah menjadi manisan, lalu diambil minyaknya dan dijual ke sejumlah negara. Kalau ke Maluku Tengah, jangan lupa untuk mampir ke perkebunan pala di Pulau Banda Besar ini ya ???? Hayo, jangan lupa ajak temennya.. tag di kolom komentar yaa.. #exploreindonesia #exploremaluku #tripmaluku #malukuindonesia ? Vlog - Soft boy