Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips Makan "Sushi" Seperti Orang Jepang

Kompas.com - 13/05/2012, 20:46 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F

Penulis

KOMPAS.com – Tips berikut untuk Anda penggemar sushi maupun Anda yang baru pertama kali mencoba makan sushi. Di Indonesia, wisata kuliner tak bisa lepas dari kuliner Jepang, terutama sushi dan sashimi.

Gerai-gerai makanan Jepang mulai makin banyak muncul. Mulai dari warung sederhana sampai restoran mewah. Satu hal yang pasti, penggemar sushi dan sashimi semakin banyak saja di Indonesia. Ciri khas utamanya adalah menggunakan ikan dan bahan laut mentah.

Walaupun saat ini sudah banyak ragam sushi. Ada sushi fusion yang menggunakan bahan-bahan masak. Namun, sushi menggunakan bahan mentah. Sushi biasanya dipadukan dengan nasi, sayuran, dan digulung menggunakan nori (rumput laut lembaran).

Sementara sashimi adalah ikan atau bahan lautnya lainnya yang disajikan mentah dan diiris-iris. Perlu teknik pemotongan tersendiri untuk menjaga kesegaran bahan. Pun bahan yang digunakan harus benar-benar segar.

Executive Chef Shima Restaurant Kosaka Shingo memberikan tips sederhana cara makan sushi dan sashimi ala orang Jepang. Chef Kosaka Shingo sendiri memang asli orang Jepang. Sementara Shima Restaurant adalah restoran Jepang di Jakarta yang sudah berdiri sejak 38 tahun lalu. Restoran ini terletak di Hotel Aryaduta Jakarta.

Sebelumnya mari berkenalan dengan beberapa pelengkap sushi dan sashimi. Seperti wasabi atau sejenis lobak dari Jepang, berwarna hijau dan pedas menghentak. Lalu ada soyu atau kecap Jepang yang asin. Serta gori berwarna merah jambu yaitu jahe. Lalu ada pula daun oba yang seperti daun mint dan irisan lobak.

Menurut Shingo, kebiasaan orang Indonesia saat mencampur wasabi ke soyu adalah mengaduk-aduk wasabi dengan soyu. Ia menuturkan soyu cukup diletakan di wadah bulat, lalu taruh wasabi di ujung wadah. Biarkan wasabi larut dengan sendirinya ke dalam soyu, tak perlu diaduk-aduk. Jangan lupa, tak perlu mengambil banyak-banyak wasabi, cukup seujung sendok teh saja. Jika kebanyakan, siap-siap kepedasan.

Untuk sashimi, mulailah dari bahan laut yang tak berminyak. Ikan salmon dan ikan tuna merupakan bahan laut yang berminyak (oily). Sementara scallop (kerang kampak) dan udang adalah bahan yang tak berminyak. Cocol salmon dan tuna sashimi ke dalam soyu sekenanya saja. Tak perlu sampai tenggelam dalam soyu. Begitupun dengan bahan sashimi lainnya. Beda lagi dengan sushi.

“Kalau sushi, biasanya orang mencelupkan semuanya ke dalam soyu. Jangan seperti itu,” ungkap Shingo.

Cukup kenakan soyu ke bagian potongan ikan sashimi yang ada di sushi. Jangan sampai nasi yang terkena soyu. Sebab nasi dengan mudah akan menyerap soyu dan malah merubah cita rasa dari sushi. Jika bagian terluar adalah nori dan bukan sashimi, maka celupkan bagian nori ke dalam soyu.

Gori atau jahe bukan sekedar hiasan. Jahe ini berfungsi sebagai penetralisir. Sehingga makanlah gori di paling terkahir setelah selesai menyantap sushi dan sashimi. Sementara itu, daun oba dan irisan lobak seringkali dianggap hanya sekedar garnish (hiasan pada sajian makanan).

“Kalau di Jepang, semua itu dimakan habis. Tapi saya lihat kalau orang Indonesia, daun oba dan lobak disisakan, tidak dimakan,” ungkap Shingo.

Daun oba dan irisan lobak menurut Shingo berfungsi untuk mendinginkan mulut dan perut. Oleh karena itu, kelar makan sushi dan sashimi, sebaiknya makan daun oba dan irisan lobak tersebut.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Travel Update
19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

Travel Update
Harga Tiket Camping di Silancur Highland, Alternatif Penginapan Murah

Harga Tiket Camping di Silancur Highland, Alternatif Penginapan Murah

Travel Update
Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Silancur Highland di Magelang

Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Silancur Highland di Magelang

Travel Update
Awas Celaka! Ini Larangan di Waterpark...

Awas Celaka! Ini Larangan di Waterpark...

Travel Tips
BOB Downhill 2024, Perpaduan Adrenalin dan Pesona Borobudur Highland

BOB Downhill 2024, Perpaduan Adrenalin dan Pesona Borobudur Highland

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com