Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ubud, Desa Seniman yang Mendunia

Kompas.com - 16/04/2014, 10:13 WIB
WILAYAHNYA tidak begitu luas, dulu hanyalah sebuah kerajaan kecil, dikitari lahan persawahan yang menghijau, air sungai mengalir jernih, pesona desa yang indah. Namun, "Para Dewata" mentakdirkan sebagai tempat yang penuh kegemilangan, alamnya menyimpan kekuatan gaib serta memiliki "benang merah" terhadap perkembangan agama Hindu di Bali.

Perkampungan seniman Ubud kini statusnya ditingkatkan menjadi Kelurahan Ubud di Kabupaten Gianyar. Ubud terdiri atas 13 banjar dengan luas wilayah 732 hektare berpenduduk sekitar sebelas ribu jiwa.

Ubud dalam perkembangannya kini menjadi "satu titik desa dunia", tempat manusia-manusia dari berbagai ras di belahan dunia bertemu, merengguk keindahan dan tradisi lestari yang diwarisi masyarakatnya secara turun temurun.

Kondisi yang demikian itu kini mampu mengantarkan perkampungan seniman Ubud masuk dalam sepuluh besar destinasi wisata terfavorit di Asia versi penghargaan "Travellers's Choice Destinations TripAdvisor".

Nuansa pedesaan Ubud merupakan tempat yang ideal untuk merasakan pijat khas Bali dan menjadikannya salah satu destinasi spa terbaik di Asia. Ubud juga merupakan pusat kesenian dan budaya Bali, serta banyak museum dan galeri di perkampungan seniman itu.

Sementara peringkat pertama destinasi terfavorit di Asia adalah Kota Beijing di Tiongkok, disusul oleh Hanoi (Vietnam) di posisi kedua, dan Siem Reap (Kamboja) pada posisi ketiga yang dipilih oleh jutaan wisatawan pengguna "TripAdvisor" dari seluruh dunia.

Sedangkan posisi keempat Shanghai (Tiongkok), kelima Bangkok (Thailand), keenam Chiang Mai (Thailand), ketujuh Hongkong, delapan Ubud di Bali (Indonesia), sembilan Ho Chi Minh City (Vietnam), dan sepuluh Kathmandu (Nepal).

Kawasan Ubud yang dikenal secara meluas oleh masyarakat mancanegara merupakan sebuah anugerah dan berkah yang dapat memberikan kehidupan dan kesejahteraan kepada masyarakat setempat. Hal tersebut dituturkan pendiri dan pengelola Museum Arma Ubud, Anak Agung Rai.

Tokoh yang disegani masyarakat setempat dan mempunyai pandangan ke depan dalam memajukan dan melestarikan seni budaya, menyadari alam dan lingkungan Ubud sebenarnya tidak seberapa indah, dibandingkan lokasi lain di Bali banyak yang lebih bagus. Namun wisatawan tetap memilih Ubud sebagai tempat untuk rekreasi dan berlibur.

Semua itu tidak lepas dari keanekaragaman seni dan budaya yang diwarisi masyarakat secara turun temurun. Kehidupan ritual tetap mantap dan kokoh, tercermin dalam kebersamaan dan kegotongroyongan, dipikul dan menjadi tanggung jawab bersama.

Masyarakat Ubud yang "hidup" dari seni budaya itu menyadari semua kemudahan dan "anugrah" dalam bidang ekonomi, kesejahteraan, keamanan, ketertiban dan rasa tenang itu merupakan sebuah "berkah suci". Oleh sebab itu, aktivitas religius tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari, disamping pengembangan seni budaya yang dilakukan secara intensif oleh perkampungan seniman Ubud.

"Tanpa aktivitas seni budaya, Ubud bisa menjadi gersang, kunjungan wisatawan tidak seperti sekarang," tutur Agung Rai yang kini museumnya mengoleksi 248 lukisan.

Ratusan koleksi lukisan itu ditata secara apik dalam tiga unit bangunan utama. Mulai dari pajangan lukisan gaya klasik hingga gaya modern sekaligus dapat memaparkan perkembangan seni lukis di Pulau Dewata.

Tamu ratu kecantikan

Seniman Ubud yang pertama kali memadukan unsur seni timur dan barat. Mereka mampu menawarkan berbagai corak dalam karya seni lukis, sekaligus menambah daya tarik Bali di dunia internasional.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Jalan Jalan
Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Travel Update
5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

Travel Tips
Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Travel Update
Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Travel Update
Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Travel Tips
Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jalan Jalan
7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

Travel Tips
Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Travel Tips
Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Travel Update
Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Travel Update
Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Travel Update
Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com