Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pentingnya Liburan untuk Orang Kota

Kompas.com - 15/06/2014, 15:41 WIB
Fira Abdurachman

Penulis

KOMPAS.com - Orang kota lebih butuh liburan dibanding orang desa. Apakah pernyataan ini benar?

“Benar. Orang kota lebih banyak menghadapi tekanan sehari-hari seperti polusi, macet, terutama tekanan pekerjaan yang tinggi," ungkap Bertha Sekunda, seorang psikolog.

Bertha mengungkapkan secara psikologis, stres bisa diatasi dengan aktivitas fisik seperti olahraga, kegiatan hobi, dan liburan. Saat liburan, fisik akan banyak bergerak. Aktivitas fisik ini mampu menstimulasi otak bagian experience atau pengalaman. 

“Bayangkan gelas yang penuh dengan air dan butuh dikosongkan. Itulah fungsi liburan. Mengosongkan bagian otak yang penuh karena tekanan hidup sehari-hari," tutur Bertha.

Tubuh butuh pengalaman termasuk pengalaman berinteraksi dan berkomunikasi dengan diri sendiri. Untuk itu liburan juga bermanfaat sebagai ajang berkreasi bagi otak.

“Liburan memang tidak menyelesaikan masalah yang dihadapi sehari-hari. Tapi dengan liburan, tubuh dan otak kita jadi mampu melihat masalah dari luar dan berbagai sisi," tambahnya

Ia mengungkapkan berdasarkan WHO (World Health Organization) atau badan kesehatan dunia di bawah PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) orang yang bermental sehat adalah orang yang mampu mengatasi stres dengan baik.

“Liburan membantu kesehatan mental, terutama anak-anak. Aktivitas hidup itu harus seimbang. Jangan kerja terus atau jangan bersenang-senang terus. Tidak seimbang nantinya," kata Psikolog lulusan Universitas Gajah Mada ini. 

Jenis liburan

Menurut Bertha, liburan yang paling cocok buat orang perkotaan seperti Jakarta adalah liburan ke alam. Sebagian orang biasanya memilih pergi belanja ke pusat belanjaan atau mal sebagai destinasi liburan.

Namun, ungkap Bertha, pengalaman liburan di luar pusat perbelanjaan akan lebih kaya pengalaman. Misalnya saja kalau liburan ke alam, terutama anak-anak, mereka akan mengalami langsung tentang apa yang mereka bayangkan.

"Kalau selama ini gunung dan sawah kan hanya dibayangkan saja. Di liburan mereka akan melihat langsung seperti apa gunung dan sawah itu. Ternyata gunung itu bukan berwarna biru ya tapi hijau," ungkap Bertha. 

Secara psikologis, alam juga memberikan efek relaksasi atau menenangkan. Suara alam mendekatkan diri kepada hal yang lebih besar dan pada akhirnya melihat diri sendiri ini kecil.

"Hingga menyadarkan bahwa kita adalah bagian dari alam semesta. Kita serpihan-serpihan kecil, bagian dari dunia," tuturnya.

Ia menambahkan bahwa sehari-hari keluarga di perkotaan memiliki kesibukan masing-masing.  Orang tua sibuk bekerja, anak juga sibuk sekolah. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com