Kali ini, rombongan wisata saya bersama de'koffie berjalan menuju Ginza. Bus pun berhenti di sisi kanan sebuah supermarket terkenal di Ginza. Ternyata, bus tak bisa masuk ke jalan protokol di Ginza, karena setiap minggu, pemerintah Jepang menerapkan aturan car free day (CFD). Car free day Ginza ini berlaku dari pagi hari sampai pukul 17.00 waktu Jepang.
Jika CFD di Jakarta, "memajang" bundaran HI dan Patung Selamat Datang sebagai pusat perhatian, maka Ginza memamerkan gedung bertingkatnya. Bukan hanya satu, tapi puluhan gedung yang berbaris rapi di sisi kiri kanan jalannya akan membuai mata Anda.
Berdiri tepat di tengah jalan raya yang membelah dua sisi gedung dan memandang jauh lurus ke depan, seakan membuat Anda serasa di kota seribu gedung, New York. Arsitektur gedungnya banyak didominasi dengan arsitektur gedung modern, namun beberapa ada yang mengadaptasi gaya Eropa klasik dengan bata merahnya.
Menyusuri jalan raya di sepanjang Ginza ini sangat menyenangkan. Gedung tinggi dengan cat aneka warna, ditemani dengan banyaknya orang yang berlalu lalang sambil bercanda dan berfoto. Semuanya terasa santai dan menyenangkan.
Seakan mulai lelah mendongak kala memadang gedung tinggi, perhatian saya teralihkan dengan keindahan bunga-bunga yang mekar. Tepat di bawah Le Cafe Doutor, sebuah toko bunga kecil yang memajang keindahan alami bunga-bunga bernuansa merah, ungu, dan oranye sangat menyegarkan mata. Meski hanya toko kecil, namun ia tak pernah luput dari pandangan orang yang lewat.
Tak jauh dari toko bunga ini, sebuah gedung megah dengan arsitektur Eropa klasik yang romantis, Gedung Seiko, atau Seiko Wako. Seiko Wako merupakan salah satu gedung mewah dan tertua di kawasan ini. Di atas gedungnya, terdapat menara jam Hattori yang dibangun oleh Kintaro Hattori, pendiri perusahaan jam Seiko.
Lelah menyusuri Ginza, tak ada salahnya menyeruput segelas kopi dingin dan menikmati camilan. Tetapi kopi akan lebih enak lagi jika dinikmati sambil duduk di tengah jalan. Jangan bayangkan Anda duduk di atas aspal. Khusus CFD, pemerintah setempat ternyata memberikan fasilitas bangku dan payung besar. Bangku dan payung besar ini diletakkan tepat di tengah jalan agar semua orang bisa melepas lelah, ngobrol, bahkan makan sambil menikmati pemandangan gedung-gedung tinggi ini.