Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merasakan Asyiknya Memacing di Laut Bengkulu

Kompas.com - 02/02/2015, 09:16 WIB
Kontributor Bengkulu, Firmansyah

Penulis

BENGKULU, KOMPAS.com - Suara mesin kapal telah terdengar di lokasi dermaga nelayan Kota Bengkulu, Sabtu (31/1/2015) pagi. Wartawan Kompas.com dan beberapa rekan wartawan dari media lain memiliki janji untuk memancing di laut Bengkulu, Samudera Hindia. Janji berangkat sekitar pukul 06.00 WIB dan sang kapten kapal, Zulbi sangat disiplin di kemudi kapal berukuran sedang itu.

Kami sengaja menyewa satu kapal nelayan berukuran sedang. Sewa per hari Rp 500.000 cukup untuk tujuh orang beserta satu kapten kapal dan Anak Buah Kapal (ABK). Pukul 08.00 kami bertolak dari dermaga nelayan di sekitar kawasan Pelabuhan Pulau Baai, Kota Bengkulu. Segala persiapan memancing, seperti pancing katrol, pemberat, umpan berupa udang kecil dan ikan berukuran kecil (bleberan), sudah tersedia.

Sekitar 30 menit kapal kecil itu membelah kolam dermaga milik Pelindo, lalu sampai di pintu alur, ombak samudera mulai terasa mengayunkan kapal. Semakin membelah laut ombak semakin besar. Beberapa rekan wartawan mulai berkeringat dingin dan wajah pucat akibat mabuk laut, namun itu bukan persoalan. Kapal yang kami tumpangi berbelok ke kanan selepas dari pintu alur pelabuhan. Ini merupakan wilayah pemancing laut bagi pemancing pemula di laut Bengkulu.

KOMPAS.COM/FIRMANSYAH Wisata memancing di Bengkulu.
Pada spot (titik) pertama kami menebar pancing, setidaknya 10 pancing kami turunkan,
20 menit mata pancing tak berasa, maka kapten kapal membawa kami lebih ke tengah laut pada titik kedua.

"Straight!" teriak salah seorang rekan salah satu wartawan TV. Lumayan menegangkan saat ia berjibaku memainkan joran pancing sambil memutar katrol. Ikan jenis Keling, berwarna putih mengkilap sebesar telapak tangan pria dewasa berhasil diangkat.

Selanjutnya, selang 10 menit mata pancing kami tak kunjung ditangkap ikan. Kembali kapten kapal, berinisiatif beralih ke titik pemancingan ketiga, sebuah wilayah yang sedikit menepi, di titik ketiga inilah mata pancing nyaris tak berhenti ditangkap ikan.

Pancing Kompas.com pertama kali "straight" di lokasi ini, tarikan ikan sempat membuat panik, mata pancing dibawa lari ke bawa kapal dan terus berputar. Permainan joran pancing dan katrol harus dilakukan jika tidak tangkapan akan lepas. "Luar biasa, ikan terus memakan mata pancing sampai tak sempat untuk minum atau merokok," ungkap Benni.

KOMPAS.COM/FIRMANSYAH Hasil tangkapan ikan kecil usai memancing di perairan Bengkulu.
Nyaris lima jam pancing kami tak berhenti dihajar ikan-ikan laut tersebut. Petualangan memancing sempat jeda beberapa menit untuk makan siang, ngopi dan menikmati indahnya laut. Pemandangan juga luar biasa, sepanjang pemancingan kami burung camar tiada berhenti berputar di atas kapal dan sesekali menangkap ikan di laut.

Sekitar pukul 15.00 WIB, kami harus kembali masuk ke pelabuhan karena arus laut mulai membesar, kapal kami tak mampu untuk menghadapi ombak tersebut. Tiba di dermaga nelayan tampak pula beberapa pemancing lain tiba dengan hasil pancing berupa ikan tuna ditaksir mencapai beberapa kuintal dan langsung mereka jual ke nelayan setempat.

Wisata pancing menggunakan kapal nelayan di Kota Bengkulu mulai menjamur dengan harga sewa untuk kapal kecil berkisar Rp 400.000 per hari, ukuran sedang Rp 500.000 dan ukuran besar khusus pancing tuna Rp 1.000.000. Sangat mudah untuk mendapatkan kapal sewaan itu pada nelayan. Sebagai bentuk pelayanan para pemilik kapal akan mengantarkan pemancing pada titik-titik yang padat ikan, seperti Pulau Tikus, dan beberapa tempat lainnya.

KOMPAS.COM/FIRMANSYAH Hasil tangkapan di perairan Bengkulu berupa berupa ikan tuna
"Tempat pemancingan ikan sangat banyak, dan kami sering mengantar para pemancing ke tengah laut, termasuk untuk mencari tuna, tenggiri dan ikan kualitas ekspor lainnya, dijamin tidak akan rugi, bahkan hasil pancingan bisa dijual kembali dan mendapatkan untung," kata Zulbi.

Biasanya penyewa kapal pancing itu mulai ramai menerima pesanan pada Sabtu dan Minggu. Wisata jenis baru ini sangat diminati oleh warga Bengkulu mulai dari kalangan masyarakat biasa, pengusaha, hingga pejabat. Lumayan melepas penat sambil belajar meresapi menjadi nelayan...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Travel Update
19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

Travel Update
Harga Tiket Camping di Silancur Highland, Alternatif Penginapan Murah

Harga Tiket Camping di Silancur Highland, Alternatif Penginapan Murah

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com