Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyambut Fajar di Puncak "Supervolcano" Sumbawa

Kompas.com - 08/04/2015, 10:02 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

KOMPAS.com - Angin bertiup pelan membelai punggung Gunung Tambora ketika tim "Ekspedisi Alam Liar" dari Kompas.com "bercumbu" dengan bibir kaldera. Malam semakin riuh ramai dengan kehadiran bintang-bintang yang menyesaki langit. Tim ekspedisi menutup hari dengan beristirahat di lima meter ke arah selatan dari bibir kaldera, Minggu (22/3/2015).

“Besok kita bangun pagi. Dokumentasi sunrise,” ucap Kristianto Purnomo, fotografer di dalam tenda.

Malam itu, kami puas melihat hamparan bintang di gugusan bima sakti. Keesokan pagi, pancaran matahari di ufuk timur menjadi target bidikan lensa kami.

Bunyi alarm berdering memenuhi tenda yang berkapasitas untuk 3-4 orang. Jam telah menunjukkan pukul 04.50 WITA, pertanda sang fajar segera datang. Kami bergegas membawa alat-alat dokumentasi. Peralatan masak dan logistik juga dibawa ke bibir kawah untuk menemani pagi yang indah berbalut angin dingin yang membalur kulit.

Dari tempat kemah tim, bibir kaldera dapat dicapai dengan trekking hanya 3 menit. Langit masih gelap dan bintang-bintang pun masih kerlap-kerlip menyala. Kami segera mencari sudut terbaik untuk membuat timelapse matahari terbit. Tripod dan kamera dipasang dekat Puncak Doro Ncanga yang berjarak hanya 15 menit dari tempat kami berdiri. Para porter tak mau ketinggalan untuk menikmati sang raja siang yang bersiap menuju singgasanannya.

KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Matahari terbenam di kawasan bibir kaldera Gunung Tambora, Dompu, Nusa Tenggara Barat, Minggu (22/3/2015). Kaldera memiliki luas diameter 7 kilometer yang terbentuk akibat letusan dahsyat pada tahun 1815.

“Mau ke puncak Doro Ncanga, Mas? Tapi agak hati-hati. Rawan terpeleset,” kata Anton, sang porter yang menemani tim ekspedisi.

Puncak Doro Ncanga memang menggiurkan untuk didaki. Namun, karena masih terlalu gelap, tim urung menggapai puncak tersebut. Kami masih setia menunggu sang fajar di bibir kaldera dengan ditemani segelas kopi dan makanan ringan.

Semburat merah mulai muncul di ufuk timur. Bayang-bayang hitam pepohonan mulai tampak di kejauhan. Gurat-gurat awan juga mulai terlukis di langit.Memori nestapa bergulir ketika bagaimana sehari setelah letusan Tambora menggulir. Penderitaan yang mengerikan bertaburan di tanah Sumbawa.

Letusan dua ratus tahun yang lalu itu tak hanya dirasakan di bumi nusantara, tetapi bahkan sejauh sampai ke daratan Eropa. Setahun setelah meletusnya Tambora, masyarakat dunia barat mengenalnya sebagai tahun tanpa musim panas yang menyebabkan gagal panen.

KRISTIANTO PURNOMO Lanskap kaldera Gunung Tambora, Dompu, Nusa Tenggara Barat, Senin (23/3/2015). Kaldera Gunung Tambora memiliki diameter 7 km dan kedalaman 1 km. Kaldera terbentuk akibat letusan dahsyat pada tahun 1815.
Hidup tanpa hadirnya matahari, hujan turun tanpa henti hingga hanya meringkuk di dalam rumah. Keindahan fajar pagi hari sudah tentu tak dapat dinikmati masyarakat korban letusan yang selamat. Bukan seperti kami yang saat ini tersenyum sumringah melihat sang fajar.

Dirgantara telah terang. Setangkup matahari telah menyinari dan menghangatkan tanah Sumbawa. Kaldera yang berdiameter hampir 7 kilometer mulai terungkap. Asap-asap putih mengepul dari kaki kaldera menandakan gunung masih aktif.

Kemegahan kaldera Tambora berhasil menyihir pandangan kami. Setelah bersusah payah menembus jalur pendakian, tim berhasil mencapai puncak. Keindahan matahari terbit di Gunung Tambora membawa kami ke dalam perasaan kagum bercampur haru. (bersambung)

Ikuti kisah perjalanan "Ekspedisi Alam Liar'' dari tim Kompas.com saat menjelajahi Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa di Nusa Tenggara Barat pada 18-25 Maret 2015 dalam liputan khusus "Ekspedisi Alam Liar".

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com