Suku Malaysia Non-Melayu Mah Meri Jadi Daya Tarik Pariwisata

"Mereka (Suku Mah Meri) bukan orang Melayu. Mereka sudah lama ada di Carey Island. Nah, itu menjadi salah satu destinasi pelancongan ke Kampung Pulau Carey," kata Sekretaris Umum Deputi Kebudayaan Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan Datuk Gaffar bin A Tambi saat ditemui KompasTravel seusai membuka acara Parade Malaysian International Mask Festival 2015 di Gedung Malaysia Tourism Centre, Kuala Lumpur, Malaysia, Jumat (14/8/2015) lalu.

Datuk Gaffar mengatakan, Suku Mah Meri tidak memiliki kepercayaan berupa agama. Namun, lanjut dia, suku tersebut memercayai pemujaan pantai. Datuk Gaffar menyebutkan, salah satu kegiatan Suku Mah Meri di laut dapat menarik kunjungan wisatawan.

"Ada satu festival yang dilakukan pertanda rasa syukur dengan membawa hasil bumi ke laut. Itu kami selenggarakan pada bulan Februari lalu contohnya," katanya.

Dengan status suku non-Melayu ini, Suku Mah Meri, menurut Datuk, adalah salah satu suku yang masih mengamalkan nilai dan cara budaya hidup seperti dahulu kala, tanpa berubah banyak. Ia melanjutkan, sebenarnya jumlah suku asli di Malaysia banyak, tetapi sudah banyak pula yang berubah menjadi modern.

"Mereka bangsa sendiri. Kalau rumpun Melayu kita dari Bugis, Jawa, Sumatera, dan Riau," katanya.

Dengan kebudayaan yang masih asli, lanjut Datuk Gaffar, Pemerintah Malaysia tidak mengembangkan pembangunan dan modernisasi di Carey Island. Hal itu bertujuan untuk melestarikan cara Suku Mah Meri.

"Di tempat tinggalnya masih ada 5.000-6.000 orang. Kami sediakan sekolah dan infrastruktur di sana," katanya.

Pulau Carey merupakan salah satu pulau di Selangor, Malaysia, yang terletak di sebelah selatan Port Klang dan sebelah utara Kota Banting. Pulau Carey adalah sebuah pulau besar yang dipisahkan dari Tanjung Selangor dengan Sungai Langat.