"Tantangan itu capai dan berat, kalau muda bisa jalan lama. Kalau sekarang berapa jam berhenti. Harus bisa menyeimbangkan," kata salah satu narasumber Talkshow "Wisata Gunung Nusantara" dan anggota Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Universitas Indonesia (UI) di Jakarta.
Ia mengatakan pada masa-masa yang sudah tidak muda ini terdapat satu hal yang berkaitan dengan hal spritual ketika mendaki gunung. Hal itu, lanjut Adi Seno, mempengaruhi tujuan ketika mendaki gunung.
"Kayaknya susah dapet pengalaman spritual kalau traveling biasa. Kalau ke gunung kan, gak ada room service, makan buffet. Kalau naik gunung gak masak, ya gak makan, he-he," seloroh Adi Seno.
Ia mengatakan bahwa kegiatan mendaki gunung ketika sudah berumur di atas 50 tahun dilakukan bersama teman-teman seusianya. Adi Seno bercerita tentang pengalaman mendaki Gunung Carstensz di Papua. "Rata-rata, bersama teman-teman yang bergabung di klub pencinta alam semasa kuliah. Di atas umur 50 tahun, harus nyesuaiin nafas," lanjut pria yang juga tergabung di komunitas pendaki Fit@Fifty.
Adi Seno adalah salah satu pendaki Indonesia yang selamat ketika badai salju Himalaya menerjang Oktober tahun lalu. Ia juga salah penulis yang hingga saat ini masih aktif menulis cerita perjalanan untuk media cetak maupun online.
Kompas Travel Fair 2015 merupakan gelaran pameran pariwisata keempat kali yang diselenggarakan harian Kompas. Pameran ini diselenggarakan di Cendrawasih Hall, Jakarta Convention Center, 28-30 Agustus 2015. Harga tiket masuk Kompas Travel Fair 2015 sebesar Rp 20.000 dan mulai buka pukul 10.00 hingga pukul 21.00 WIB.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.