Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Seperti Gudeg Biasanya, Gudeg Ini Terbuat dari Bunga Kelapa

Kompas.com - 28/02/2016, 09:07 WIB
SIAPA yang tidak mengenal gudeg, kuliner satu ini telah menjadi ikon Yogyakarta. Gudeg menjadi bagian penting dalam kekayaan kuliner Yogyakarta.

Oleh karena itu, Anda dapat dengan mudah menemukanya di kota Pelajar ini. Sebagian besar masyarakat mengetahui bahwa gudeg terbuat dari nangka muda. Tetapi tidak hanya nangka muda atau gori yang bisa diolah menjadi gudeg.

Jika Anda ingin mencicipi gudeg yang berbahan baku selain gori, bisa datang ke warung Gudeg Bu Seneng yang berada di Dusun Mangiran, Desa Trimurti, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, atau tepatnya di depan Pasar Mangiran.

Di warung ini pengunjung bisa mendapatkan gudeg yang cukup langka, yakni gudeg manggar. Sesuai dengan namannya, gudeg ini terbuat dari manggar atau bunga kelapa yang masih muda.

Meskipun terdengar tidak lazim, tetapi manggar telah dikenal sebagai bahan baku pembuatan gudeg sejak lama bahkan tercatat dalam Serat Centhini jilid IV.

Bu Seneng meracik nasi gudeg manggar. Gudeg manggar ini berbahan dari bunga kelapa yang masih sangat muda. Bu Seneng mengungkapkan bahwa dirinya mulai berjualan gudeg manggar sejak tahun 1980-an.

“Awalnya yang berjualan nasi adalah ibu saya. Tetapi dulu orang tua belum berjualan gudeg manggar, hanya nasi sayur. Kemudian pada tahun 1980-an saya mulai mencoba membuat gudeg manggar,” ujar Bu Seneng.

Ia menuturkan untuk membuat gudeg manggar proses dan bumbunya hampir sama dengan gudeg gori. Bumbu-bumbu yang digunakan untuk membuat gudeg manggar cukup banyak, terdiri dari ketumbar, merica, pala, bawang merah, bawang putih, kemiri, laos, jahe, dan daun salam.

Sebelum dimasak dengan bumbu-bumbu tersebut, bunga kelapa yang telah dipilih direbus terlebih dahulu. Setelah itu, manggar dimasak bersama bumbu dan santan.

“Manggar tersebut juga dimasak bersama ayam kampung,” jelas Bu Seneng.

Seperti lazimnya memasak gudeg, butuh waktu yang panjang untuk membuat manggar ini menjadi hidangan yang istimewa. Bu Seneng menuturkan setidaknya butuh waktu sehari semalam agar rasanya benar-benar mantap.

“Biasanya saya masak gudeg pada siang hari hingga sore. Setelah itu gudeg dibiarkan di atas luweng (tungku) semalaman, baru pada pagi harinya dijual,” jelasnya.

Sebagai pendamping gudeg, lauk berupa ayam kampung, dan telur selalu menemani, sambal goreng krecek pun tidak ketinggalan. Hal yang sedikit berbeda dalam penyajian gudeg manggar adalah adanya tambahan sambal terasi.

Tribun Jogja/Hamim Thohari Gudeg manggar Bu Seneng
Setelah proses pemasakan yang panjang, manggar yang awalnya berwarna kuning berubah menjadi coklat setelah menjadi gudeg.

Selain bahan bakunya yang spesial, rasa dari gudeg ini pun spesial. Jika gudeg gori teksturnya dominan lembut, maka gudeg manggar teksturnya lebih kasar dan garing.

Selain itu, gudeg racikan Bu Seneng ini gurih tidak terlalu manis. Tambahan sambal terasi, membuat rasanya semakin kaya dan nendang. Meskipun bahan baku manggar cukup sulit didapat, tetapi harga yang dipatok Bu Seneng cukup terjangkau.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tips Atas Bengkak Selama Perjalanan Udara, Minum hingga Peregangan

Tips Atas Bengkak Selama Perjalanan Udara, Minum hingga Peregangan

Travel Tips
Harga Tiket Wisata Pantai di Bantul Terkini, Parangtritis hingga Pandansimo

Harga Tiket Wisata Pantai di Bantul Terkini, Parangtritis hingga Pandansimo

Travel Update
Ada Pungli di Curug Ciburial Bogor, Sandiaga: Perlu Ditindak Tegas

Ada Pungli di Curug Ciburial Bogor, Sandiaga: Perlu Ditindak Tegas

Travel Update
Menparekraf Bantah Akan Ada Pungutan Dana Pariwisata kepada Wisatawan

Menparekraf Bantah Akan Ada Pungutan Dana Pariwisata kepada Wisatawan

Travel Update
Sandiaga Dukung Sanksi Tegas untuk Penyulut 'Flare' di Gunung Andong

Sandiaga Dukung Sanksi Tegas untuk Penyulut "Flare" di Gunung Andong

Travel Update
Waktu Terbaik untuk Beli Tiket Pesawat agar Murah, Jangan Mepet

Waktu Terbaik untuk Beli Tiket Pesawat agar Murah, Jangan Mepet

Travel Tips
Taman Burung-Anggrek di Papua: Lokasi dan Harga Tiket Masuk

Taman Burung-Anggrek di Papua: Lokasi dan Harga Tiket Masuk

Travel Update
5 Air Terjun di Probolinggo, Ada Air Terjun Tertinggi di Jawa

5 Air Terjun di Probolinggo, Ada Air Terjun Tertinggi di Jawa

Jalan Jalan
4 Festival di Hong Kong untuk Dikunjungi pada Mei 2024

4 Festival di Hong Kong untuk Dikunjungi pada Mei 2024

Jalan Jalan
Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Jalan Jalan
Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Travel Update
5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

Travel Tips
Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Travel Update
Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com