Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ijen Trail Running, Berlari Menembus Keindahan Alam Ijen

Kompas.com - 22/05/2016, 08:44 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

BONDOWOSO, KOMPAS.com - Langit tampak gelap gulita, hanya ada bulan purnama sempurna dan bintang yang menerangi Pegunungan Ijen di Jawa Timur. Namun sudah ada enam puluh pelari, peserta Ijen Trail Run yang bersiap untuk melintasi jalur lari 70 kilometer.

Dengan headlamp, trekking pole, dan ransel kecil berisi minum dan makanan ringan, para pelari tampak bersemangat meski suhu di Ijen menunjukan angka kurang dari 15 derajat celcius.

Ijen Trail Running adalah kontes lari jarak jauh yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Bondowoso. Kontes ini dibagi menjadi tiga jarak lari, yakni 10 kilometer, 21 kilometer, 42 kilometer, dan 70 kilometer.

Jalur lari tak lain adalah lintasan yang melewati alam bebas Ijen serta jalan pedesaan. Saat berlari, para kontestan akan melewati keindahan Api Biru, Kawah Wurung, Air Terjun Belawan, dan pemandian air panas alami.

Silvita Agmasari Tengah: Denis (50) kontestan asal Perancis di Ijen Trail Running jalur 42 kilometer dengan dua pegawainya yang juga didaftarkan ikutnkontes lari jarak panjang.
"Total ada 338 peserta dari 15 negara. Angka ini naik dibanding dari event Ijen Trail Running tahun lalu, dan acara ini merupakan strategi pemasaran pariwisata. Rangkaian dari Ijen Festival," kata Amin Husni Said, Bupati Bondowoso, saat jumpa pers sebelum start Ijen Trail Running, Sabtu (21/5/2016) malam.

Ijen Trail Running adalah rangkaian acara dari Ijen Festival selain Jazz De Ijen, Ijen Flying Fest (kontes paralayang), Festival Kopi Nusantara, dan kontes sepeda Ijen di malam hari. Amin mengatakan dari sekian banyak acara, dua acara yakni Ijen Trail Running dan Festival Kopi Nusantara adalah kegiatan yang paljng meyedot wisatawan.

"Kegiatan Ijen Trail Running menyedot banyak turis mancanegara selain itu ada Festival Kopi Nusantara. Kopi sekarang sudah menjadi kebutuhan untuk eksis. Dari kegiatan ini saya ingin menarik para wisatawan dan menahan mereka untuk lebih lama tinggal," ungkap Amin. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com