GARUT, KOMPAS.com - Pendaki gunung marathon solo Willem Sigar Tasiam (58) yang mendaki Gunung Guntur, Jawa Barat, Minggu (22/5/2016) dihadang resiko terpapar panas matahari.
Ia memulai pendakian melewati jalur Kampung Citiis, Desa Pesawahan, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut pada pukul 11.15 WIB.
"Siang gini panas. Tiga jam naik sampai puncak aja udah bagus. Jalur itu yang terbuka," kata Willem sebelum pendakian.
Dengan pemilihan waktu tersebut, ia dihadapkan dengan resiko terpapar panas matahari, lantaran medan pendakian Gunung Guntur yang terbuka.
Pantauan KompasTravel, cuaca di kaki Gunung Guntur terasa panas. Di badan Gunung Guntur tak terlihat pohon-pohon yang menutupi pendaki dari paparan panas.
Warga Kampung Citiis, Toto mengatakan, pendakian Gunung Guntur pada siang hari beresiko mengakibatkan pendaki cepat merasa lelah. Ia menambahkan jalur pendakian Gunung Guntur banyak didominasi padang rumput.
"Jadi paling bonus di dekat Curug Citiis. Bonus ketutup sedikit. 200 meter lagi udah kebuka lagi," jelasnya kepada KompasTravel di kaki Gunung Guntur.
Ikuti kisah perjalanan Willem Sigar di liputan khusus Kompas.com pada laman "Ekspedisi Alam Liar - 50 Gunung 40 Hari".
Tim Kompas.com akan mengikuti perjalanan pendakian Willem mendaki 50 gunung secara maraton dalam 40 hari.
Perjalanan menuju kaki gunung ditempuh dengan jalan darat menggunakan mobil Nissan All New Navara. Ekspedisi ini juga didukung oleh Pertamina dan Eiger.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.