Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjualan Paket Wisata ke Turki Diprediksi Akan Anjlok

Kompas.com - 17/07/2016, 14:06 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penjualan paket wisata ke Turki diprediksi akan anjok hingga kurun satu tahun ke depan pasca-insiden kudeta militer, Sabtu (16/7/2016) lalu. Meski demikian, beberapa agen perjalanan wisata asal Indonesia mengantisipasi hal tersebut dengan berusaha memberikan pilihan destinasi wisata selain Turki.

"Pengaruh (insiden kudeta miiter Turki) ke depannya pasti signifikan, mungkin perlu waktu 6 bulan sampai 1 tahun baru bisa kembali normal," kata Presiden Direktur PT Bayu Buana Tbk Travel Services, Agustinus Peko Seko saat dihubungi KompasTravel, Sabtu (16/7/2016) malam.
 
Ia menegaskan pihak Bayu Buana tidak menjual paket wisata Turki hingga kondisi keamanan stabil. Agustinus melanjutkan wisatawan tetap bisa memilih alternatif wisata di dunia selain Turki.
 
"Karena kami bertanggung jawab juga terhadap keselamatan peserta tur kami. Jadi bisnis tidak semata-mata mencari keuntungan saja, keselamatan peserta tur kami harus menjadi prioritas utama," ungkapnya.
 
Ketua Association of the Indonesian Tours & Travel Agencies (ASITA) Asnawi Bahar menyebutkan, pemulihan penjualan paket wisata ke Turki akan berjalan sekitar 6 bulan. Ia memperkirakan insiden Turki akan berdampak pada kehilangan omzet sekitar Rp 1 milyar per bulan dari berbagai perusahaan agen perjalanan wisata asal Indonesia.
 
"Untuk sementara akan ada penurunan kunjungan ke Turki namun untuk sementara saja karena memang Turki destinasi yang menarik dan juga menjadi destinasi kombinasi dengan umrah sehingga menjadi paket yang sangat digemari," jelas Asnawi.
 
Manager Marketing Communication Dwidaya Tour, Yanty Wijaya menyayangkan dan prihatin terkait insiden kudeta militer di Turki. Ia mengungkapkan kejadian ini cukup memiliki dampak pada produk tur ke Turki yang sedang berjalan.
 
"Beberapa konsumen kami mempertimbangkan keberangkatan mereka. Ada pula yang meminta perubahan destinasi tur selain Turki. Mengingat beberapa kali kejadian serupa di Turki dan sampai saat ini belum ada pernyataan travel warning, Dwidaya Tour tetap meng-approach konsumen untuk tetap tenang," pungkas Yanty.
 
Ia juga mengatakan sejauh ini pihak Dwidaya Tour tetap optimis untuk menjual paket Turki pasca-insiden. Yanty beralasan, peristiwa serupa yang mempengaruhi stabilitas keamanan di Turki sendiri bukan hal yang baru pertama kali terjadi.
 
Situasi keamanan di Turki menjadi sorotan menyusul pernyataan sekelompok elemen militer Turki mengklaim telah menguasai negeri itu pada Sabtu (16/7/2016). Hal itu memicu bentrokan berdarah di Istanbul dan Ankara.
 
Fotografer AFP melaporkan telah menyaksikan tentara menembaki warga yang berkumpul di dekat salah satu jembatan Selat Bosphorus di Istanbul. Sementara itu, kantor berita Anadolu mengabarkan, gedung parlemen Turki di Ankara diserang dengan menggunakan bom.
 
Pihak Pemerintah Turki mengklaim telah dapat mengendalikan situasi keamanan. Menurut Perdana Menteri Turki Binali Yildirim, Sabtu (16/7/2016) sore WIB mengumumkan Angkatan Bersenjata Turki telah menangkap 2.893 tentara yang diduga terlibat dalam upaya kudeta terhadap pemerintahan yang sah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com