SAUMLAKI, KOMPAS.com - Nama Mathilda Batlayeri tak bisa dipisahkan dengan Maluku Tenggara Barat. Jika masuk ke Saumlaki, Kabupaten Maluku Tenggara Barat via jalur udara, pasti Anda akan mendarat di Bandara Mathilda Batlayeri.
Patung Mathilda Batlayeri juga berdiri dekat pintu masuk bandara. Nama Mathilda Batlayeri juga diabadikan sebagai nama jalan di pusat Kabupaten Maluku Tenggara Barat.
Itulah yang KompasTravel amati saat berkunjung ke Saumlaki atas undangan Kantor Perwakilan Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat beberapa waktu lalu.
BACA JUGA: Bukan di Brasil, Ini Patung Yesus di Ujung Timur Saumlaki
Kepala Kantor Perwakilan Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Ruben Benharvioto Moriolkossu mengatakan Mathilda Batlayeri adalah perempuan yang gugur dalam pemberontakan di Kalimantan Selatan. Mathilda Batlayeri, menurut Ruben berasal dari Tanimbar.
"Mathilda Batlayeri itu dulu gugur saat menahan serangan pemberontak. Dia dulu sedang berada di asrama polisi," kata Ruben kepada KompasTravel di Saumlaki.
Ruben menceritakan saat serangan pemberontak tersebut, suami Mathilda Batlayeri sedang tak berada di asrama. Ia menyebut suami Mathilda Batlayeri tengah mengambil air di sumur.
"Dia itu istri polisi. Saat pemberontak datang, dia masuk ke dalam asrama, ambil senjata, lalu menembaki pemberontak. Dia akhirnya gugur bersama empat anaknya. Salah satunya masih di dalam kandungannya," tambah Ruben.
Mathilda Batlayeri sendiri merupakan istri dari Adrianus Batlayeri. Dari buah perkawinannya, lahir tiga orang anak laki-laki yakni Alexander Batlayeri (9), Lodewijk Batlayeri (6), dan Max Batlayeri (2,5).
BACA JUGA: Panduan Berwisata ke Monumen Kristus Raja di Saumlaki
Organisasi Istri Anggota Polisi sendiri disebut Bhayangkari. Bhayangkari merupakan organisasi istri anggota Polri yang lahir atas gagasan Ny. HL Soekanto pada tanggal 17 Agustus 1949 di Yogyakarta.
"Dia (Mathilda Batlayeri) dimakamkan di Kalimantan Selatan. Hebatnya dulu, dia yang mati terakhir saat pemberontakan. Anak-anaknya mati ditembak juga," jelasnya.
Atas dasar cerita tersebut, bandara pengganti Bandara Olilit itu diberi nama Mathilda Batlayeri. Menurut Ruben, penggunaan nama tersebut untuk menghormati jasa Mathilda Batlayeri yang gugur dalam berjuang.
Saumlaki adalah ibukota Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Dari Kota Ambon, Saumlaki bisa dijangkau melalui jalur udara selama 1 jam 40 menit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.