Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengintip Goa Tempat Pertemuan Semua Agama di Myanmar

KOMPAS.com - November 2016, isu etnis Rohingya sudah menjadi sorotan media massa internasional. Di saat itu pula saya menyambangi Myanmar. Memasuki banyak kuil, tempat peribadatan, serta tempat pertemuan agama. 

Buddha memang menjadi agama mayoritas di Myanmar. Meski begitu, di Kota Yangon, tak sedikit masjid yang saya temukan sepanjang perjalanan. Salah satunya berlokasi persis di seberang pasar tertua serta paling terkenal di Yangon, yaitu Scott Market. 

BACA: Saat Azan Berkumandang di Pusat Kota Yangon

Pemandu wisata kami waktu itu bernama Nang Hla May. Hari itu ia berbalut kain khas Bali, untuk menghormati para tamunya yang asal Indonesia. 

Pada hari di bulan November itu, hujan deras mengguyur Yangon. Nang Hla May sudah menyediakan payung untuk tiap orang, sehingga agenda wisata kami tak terganggu. 

"Sekarang kita akan menuju ke sebuah goa tempat berlangsungnya Buddhist Council yang ke-6. Goa buatan ini rutin digunakan untuk pertemuan dalam rangka perdamaian agama di Myanmar," tuturnya.

Nang Hla May kemudian turun dari bus dan membuka payung. Ia itu kemudian memberikan payung kepada semua anggota rombongan. 

"Lepas alas kaki dari sini," tuturnya lagi.

Maha Pasana Guha Cave, begitu nama gua tersebut. Goa ini tidaklah alami, melainkan sengaja dibuat untuk perhelatan Buddhist Council ke-6 yang digelar pada 1952. 

"Goa ini sengaja dibuat karena dulu, 2.500 tahun yang lalu, Buddhist Council yang pertama digelar di dalam sebuah gua di India," papar May, panggilan akrab wanita itu.

Pengunjung harus berjalan kaki sekitar 50 meter sebelum tiba di pintu masuk utama. Hujan turun semakin deras. Namun begitu masuk ke dalam Maha Pasana Guha Cave, suara gemuruh hujan di luar berubah menjadi dengungan saja. 

BACA: Goa Ini Jadi Tempat Pertemuan Semua Agama di Myanmar

Goa ini berbentuk aula dengan panjang 64 meter dan lebar 43 meter. Bagian kanan dan kiri goa terdapat ribuan kursi yang berderet membentuk tribun. Di bagian tengah terdapat podium utama. Patung-patung Buddha berderet sepanjang aula, dari yang berukuran besar hingga kecil. 

"Selain goa, waktu Buddhist Council digelar, dibangun juga Kaba Aye Pagoda alias World Peace Pagoda," tambah May. 

Salah satu hal yang menarik perhatian saya adalah dinding dan pilar goa yang ditempeli batu giok. May menuturkan bahwa giok memang salah satu jenis batu mulia yang banyak ditemukan di wilayah utara Myanmar.

"(Myanmar) Wilayah utara menjadi penghasil gem yang diimpor ke berbagai negara. Giok dan ruby hanya dua di antaranya. Oleh karena itu, banyak pagoda di Myanmar yang bertahtakan batu mulia," papar dia.

BACA: Mengintip Potongan Rambut Buddha di Botataung Pagoda, Yangon

Kini, Maha Pasana Guha Cave menjadi tempat diadakannya pertemuan rutin yang membicarakan perdamaian antar umat beragama.

"Terutama untuk empat agama utama di Myanmar: Buddha, Kristen, Muslim, dan Hindu," tambah May.

Selama KompasTravel melakukan perjalanan di Yangon, tak ada secuil pun sikap intoleransi yang dikeluarkan warganya. May sangat menegaskan hal ini, bahkan begitu pertama kali saya bertanya soal isu Rohingya.

"Di Yangon sini, warga sangat toleran. Anda yang berhijab bisa membuktikannya sendiri," tuturnya.

https://travel.kompas.com/read/2017/09/03/202149027/mengintip-goa-tempat-pertemuan-semua-agama-di-myanmar

Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke