Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Laos, Perpaduan Kesederhanaan dan Keindahan

Pemandangan karpet hijau perbukitan nan spektakular, yang hanya perlu dilihat langsung, tanpa kata-kata.

Laos adalah negara yang dikenal dengan sebutan ‘landlock’ atau negara yang dikelililngi daratan, yang berbatasan dengan Myanmar, Thailand, Vietnam dan China.

Ini adalah salah satu negara di Asia yang kurang dieksplorasi, dengan dua pertiga daratannya ditutupi oleh pegunungan dan perbukitan.

Kami sepakat bertemu di sebuah kota kecil bernama Luang Prabang, di negara yang semakin ramai dikunjungi oleh wisatawan Korea Selatan. Mungkin, salah satu alasan adalah ‘Youth Over Flowers’, travel–reality show TV dari Korea Selatan.

Festival Lampu di Luang Prabang

Luang Prabang, adalah salah satu situs wisata yang kurang begitu dikenal. Kota semenanjung ini terletak di utara Laos, 388 kilometer dari ibu kota Vientiane.

Luang Prabang sebagai kota yang memiliki jiwa spiritual dan arsitektur sakral ini diakui sebagai pusat budaya dan agama Buddhisme Theravada.

Berhubung ini adalah kali pertama ke Luang Prabang, kami memilih penginapan yang berdekatan dengan pusat kota.

Ternyata, Hotel Azerai pilihan kami ini selain lokasinya tepat berada di persimpangan antara Grand Palace, museum Nasional dan Night Market, bangunan asli hotel ini pun merupakan salah satu bangunan kuno yang pertama di Luang Prabang.

Kejutan lainnya saat kami tiba di hotel, kami disambut oleh sang GM, Pak Gary, orang Australia yang pernah tinggal di Indonesia selama 20 tahun dan Pak Bagi, orang Indonesia asal Bali yang ramah dengan bahasa Indonesianya yang beraksen Bali. Kami langsung berasa ada di Bali!

Waktu kedatangan kami di Luang Prabang ternyata sangat tepat, karena hari itu adalah hari perayaan Boun Ok Phansa atau Festival Lampu, dan keesokannya adalah Boun Awk Pansa yaitu Festival Perahu. Keduanya adalah festival tahunan yang penting di negara yang berbahasa mirip dengan Thailand ini.

Luang Prabang adalah tempat yang paling tepat untuk melihat salah satu tradisi Laos yang paling sakral ini. Saat matahari terbit, sekitar 200 biksu Buddha berangkat dari berbagai kuil untuk mengumpulkan makanan sehari-hari mereka.

Ritual sedekah yang berlangsung sejak abad ke-14 ini, masih berlangsung setiap hari, sampai sekarang. Sedekah yang paling umum adalah berupa nasi, buah segar dan makanan ringan tradisional.

Kami diminta menunggu dengan tenang di pinggir jalan sampai kedatangan sekitar 20 orang biksu yang lewat di depan hotel kami.

Kelompok biksu dari usia delapan sampai 80 tahun dengan jubah safron berwarna orange adalah pemandangan umum setiap saat di kota Luang Prabang.

Untuk melestarikan tradisi ini, diberlakukan curfew atau ‘jam malam’ di Luang Prabang, yaitu jam 11.30 malam, agar warga bisa bangun di pagi hari untuk ritual ini.

Air terjun Kouang Si (Kuang Xi atau Tat Kuang Si Waterfalls), adalah air terjun tiga tingkat yang dapat ditempuh selama 45 menit berkendara, atau sekitar 29 kilometer dari Luang Prabang.

Air terjun ini merupakan tempat favorit bagi wisatawan di Luang Prabang ini menampilkan kolam air pirus yang tak terhitung jumlahnya, mengalir turun dari mata air setinggi 60 meter.

Ada sekitar lima lokasi air terjun di sini sekaligus menjadi lokasi salah satu pusat perlindungan beruang merah di Laos.

Lights Festival sudah dimulai! Festival lampu dan perahu ini direkomendasikan oleh National Geographic Photographer, yang tentunya menjadi objek foto paling populer di Luang Prabang.

Malam itu kami menikmati parade perahu lampu dari balkon hotel Azerai. Prosesi perahu buatan tangan dengan batang bambu dan pisang, dihiasi warna-warni lilin dan uang kertas dimulai dari Kuil Wat Xieng Thong yang terletak di persimpangan jalan, kemudian diarak menuju sungai sebagai penghormatan kepada roh air.

Lampu mewakili cahaya Buddha, sementara lilin melambangkan pelepasan dari semua kebencian, kemarahan dan kekotoran batin.

Setelah arakan mencapai tepi sungai, saya dan Trinity pindah ke kapal yang telah disiapkan hotel, agar kami bisa melihat prosesi tersebut dari atas air. Ada sekitar 20.000 perahu yang diturunkan di sungai Mekong malam itu.

Di bawah sinar bulan purnama, sambil menikmati makan malam dan segelas anggur putih, kami menyaksikan ritual akhir dari masa prapaskah Buddha tahunan, yang menandakan hari terakhir turunnya hujan di Luang Prabang. Simply beautiful...

Tubing di Vang Vieng

Kami mengunjungi kota kedua Laos, yang ditempuh selama 4-5 jam perjalanan darat. Kabarnya, Vang Vieng dikenal sebagai kota yang berorientasi turis dan pesta narkoba. Korban turis yang meninggal disini tidak sedikit.

Kebanyakan dari mereka ditemukan di sungai dengan leher patah dan paru-paru penuh air sehabis ikutan tubing atau loncat dari tebing ke sungai. Ish!

Dan... Trinity mengajak saya ikutan tubing, semacam arung jeram, tapi hanya menggunakan ban dalam bekasan mobil. Katanya, tubing adalah aktivitas ‘wajib’ di Vang Vieng.

Seperti ajakan iklan dari setiap agen wisata di sini: "Hop on a tube, float down the river, grab a few drinks and have an awesome time! That's tubing in Vang Vieng". Jadilah, kami ikutan tubing dengan menaklukkan arus deras Sungai Nam Song selama dua jam!

Sempat juga mengapung dan berputar di arus yang disebut break-currents. Saya hanya bisa menunggu arus yang lebih deras, untuk mengeluarkan saya dari lingkaran arus-putar tersebut.

Saya sempat bertanya kepada orang lokal, berapa kedalaman sungai ini, yang hanya dijawab  dengan kata ‘sangat dalam’. Dipanggang matahari siang, saya pasrah terserah arus. Sempat juga disemprot air sungai oleh beberapa wisatawan Korea yang lebih memilih perahu kayak daripada tubing.

Namun, pemandangan indah alam menjadi teman perjalanan saya sepanjang sungai, hingga akhirnya kami tiba di titik perhentian.

Akhirnya, di sebuah bar dengan beberapa bunk-bed yang menghadap ke sungai berlatar belakang bukit kapur yang indah, kami merayakan ‘keselamatan’ dan pengalaman seru tubing kami dengan Lao Beer, yang terkenal sebagai bir terbaik di Asia.

Memang tanpa sengaja, saya bisa menikmati pemandangan alam dari medan pegunungan yang luar biasa di Laos. Arsitektur bangunan bekas kolonial Perancis yang kental berpadu dengan desain tradisional Lao, ritual harian pemberian sedekah, kuil-kuil cantik, Sungai Mekong, Air Terjun Kouang Si.

Tanpa rencana, saya sempat menyaksikan kedua festival tahunan terpenting di Laos dan sempat ke kota batu kapur Vang Vieng dan tubing di Sungai Nam Song.

Khob Chai, terima kasih, Laos.

Rekomendasi Hotel

1. Luang Prabang
 
Jika pertama kali mengunjungi Luang Prabang dan tidak ingin repot ke mana-mana, saya sarankan memilih Azerai (www.azerai.com) karena lokasi penginapan ini sangat dekat ke mana-mana.

Penginapan Le Sen Boutique Hotel (www.lesenhotel.com) adalah alternatif kedua untuk pilihan hotel yang lebih terjangkau.

Di penginapan ini tersedia layanan transportasi gratis setiap 30 menit. Kendaraan akan mengantar dan menjemput tepat waktu, termasuk ke bandara.

2. Vang Vieng

Penginapan di Riverside Boutique Resort (www.riversidevangvieng.com) adalah hotel wajib di Vang Vieng.

Rekomendasi Restoran

Bagi saya yang tinggal di negara kuliner terkenal seperti Thailand, saya lebih menyukai makanan Laos. Walau mirip dengan makanan Thai, namun cita rasa yang beragam dari makanan di sini, lebih cocok dengan selera saya.

Untuk menikmatinya, saya sarankan mencoba menu ikan air tawar bakar dengan sambal segar di Night Market. Sedangkan untuk makan malam di restoran, silakan ke kafe Toui yang terletak di ujung Pasar Malam. Coba semua menu, termasuk Mango Sticky Brown Rice, sebagai makanan penutupnya! Yum!

Namun harus diingat, jam tutup semua restoran di sini adalah jam 11 malam. Jangan lewat curfew, jika tak mau berurusan dengan polisi. (NOVA DIEN)

https://travel.kompas.com/read/2017/11/24/071200027/laos-perpaduan-kesederhanaan-dan-keindahan

Terkini Lainnya

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke