Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Belajar Toleransi Agama dari Muslim di Hongkong

JAKARTA, KOMPAS.com - Tepat di pusat Kota Hongkong, Kowloon Mosque atau Masjid Kowloon berdiri. Masjid ini berlokasi di Nathan Road, daerah Tsim Sha Tsui, yang merupakan satu dari tiga distrik tersibuk di Hongkong.

Kowloon Mosque saat ini merupakan yang masjid terbesar di Hongkong. Posisinya amat strategis karena berada di jantung Kowloon dan Tsim Sha Tsui. Keluar dari masjid, Anda sudah bisa menemukan pusat perbelanjaan lengkap dengan beragam restoran.

Pemandu yang mendampingi saya saat itu, Carolus Chui pun mengaku kagum dengan arsitektur Kowloon serta suasana yang menentramkan setiap orang yang mengunjunginya. Termasuk posisinya yang strategis meski Islam merupakan minoritas di sana.

"Saya kurang tahu sejarahnya kenapa umat Muslim bisa dapat tanah di daerah Kowloon. Lokasi itu jantungnya Kowloon dan Tsim Sha Tsui," tutur Chui yang merupakan Member Hong Kong Association of Registered Tour Co-ordinators, Rabu (29/11/2017).

Harmoni antar umat beragama tak pernah menjadi masalah bagi masyarakat Hongkong. Hal itu juga diungkapkan oleh Imam Masjid Jamie Hongkong, Zaman.

"Pemerintah Hongkong juga menyampaikan bahwa Muslim dilindungi dengan baik. Kami juga punya hubungan yang sangat baik dengan masyarakat lokal," kata Zaman pada kesempatan yang berbeda.

Zaman menambahkan, salah satu poin positif di Hongkong adalah perlakuan setara yang didapatkan oleh setiap warganya. Baik dari perlakuan pemerintah maupun sesama warga. Setiap warga, kata dia, diberi kebebasan beragama dan kebebasan berpendapat.

Hal itu diberlakukan sama pada setiap departemen.

"Jadi, di Hongkong kami bisa menikmati seluruh fasilitas. Tidak ada problem apapun," tuturnya.

Saya juga sempat berbincang dengan seorang Tenaga Kerja Indonesia, Lasmi. Lasmi saat itu tengah bersantai di Masjid Kowloon. Ia cukup rutin berkumpul dengan anggota majelis di sana dan mengikuti kegiatan di masjid.

Menurut Lasmi, ada jadwal berkumpul setiap harinya. Warga Indonesia biasanya berkumpul saat hari libur.

"Di sini pasti ramai. Kalau orang Indonesia ramainya hari Minggu. Banyak yang liburnya hari Minggu," kata Lasmi.

Lasmi sudah bekerja di Hongkong kurang lebih selama sembilan tahun. Ia mengaku bersyukur karena kerap mendapatkan majikan yang baik. Komunikasi dengan warga setempat pun berlangsung baik. Tak ada masalah perihal harmonisasi dalam beragama.

Ia bahkan membandingkan dengan beberapa negara yang juga menjadi tujuan bekerja para TKI. Di Hongkong, kata dia, cenderung lebih baik.

"Mereka di sini baik kok. Kami diizinin solat di rumah. Kami boleh sholat, puasa. Kalau ada makanan babi dia bilang. Dia jujur," tuturnya.

Kegiatan di masjid pun menurutnya ada di setiap masjid di Hongkong. Tak hanya di Kowloon, ia juga kerap datang ke masjid lainnya.

"Alhamdulillah ada yang suka ke majelis. Di masjid lain juga ada, kayak di Wanchai. Di setiap daerah ada masjid," ujar Lasmi.

********************

Mau paket wisata gratis ke Thailand bersama 1 (satu) orang teman? Ikuti kuis kerja sama Omega Hotel Management dan Kompas.com dalam CORDELA VACATION pada link INI. Hadiah sudah termasuk tiket pesawat (PP), penginapan, dan paket tur di Bangkok.

https://travel.kompas.com/read/2017/12/13/090500327/belajar-toleransi-agama-dari-muslim-di-hongkong

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke