"Cerita mengenai angpao banyak yang paling umum adalah bungkusan merah guna mengusir setan," kata Ketua Program Studi China Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Hermina Sutami saat dihubungi oleh KompasTravel, Kamis (8/2/2018).
Angpao sendiri memiliki arti bungkusan merah. Pada buku 5000 Tahun Ensiklopedia Tionghoa 1 karya Christine dan kawan-kawan, terbitan St Dominic Publishing tahun 2015 disebutkan bahwa warna merah di China juga identik dengan api. Melambangkan kemeriahan dan kehangatan. Maka tak heran warna merah mendominasi ornamen Imlek.
Selain arti dari warna merah, angpao juga memiliki makna filosofi transfer kesejahteraan atau energi. "Transfer kesejahteraan dari orang mampu ke tidak mampu, dari orangtua ke anak-anak, dari anak-anak yang sudah menikah ke orangtua," ujar Budayawan Budi Santosa Tanuwibawa.
Tradisi Tionghoa juga mengenal pemberian ang pao yang diberikan tujuh hari menjelang Imlek. Budi menyebut hal ini sebagai Hari Persaudaraan.
"Ini mewajibkan orang yang merayakan Tahun Baru Imlek untuk membantu sesama yang tak mampu merayakannya," kata Budi.
Menariknya dalam tradisi memberi angpao ada peraturan tidak tertulis. Sebelum menerima angpao, anak-anak mengucapkan selamat tahun baru dengan membungkus kepalan tangan kanan dengan tangan kiri. Sebab tangan kanan berkesan agresif.
Jika orang yang belum menikah ingin memberikan uang, dapat memberi uang tanpa dibungkus amplop merah tersebut. Tidak ada aturan untuk besaran jumlah uang di angpao. Semua disesuaikan dengan kemampuan yang memberi.
Tradisi memberi angpao ini juga ada di momen perayaan lain, seperti Lebaran.
"Budaya Betawi mengadopsi kebiasaan keturunan Tionghoa ini untuk memberikan angpao kepada anak-anak kecil. Amplopnya sudah tidak berwarna merah lagi, tetapi hijau," kata Hermina.
https://travel.kompas.com/read/2018/02/14/082100927/filosofi-angpao-amplop-merah-berisi-uang-saat-imlek