Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pesona Gunung Krakatau Kalahkan Gunung-gunung Api Negara Lain

Hingga saat ini, Gunung Krakatau mengalahkan gunung-gunung api negara lain berdasarkan pilihan warganet. Saat ini Gunung Krakatau berada pada fase perempat final untuk berlomba dengan Gunung Fuego di Guatemala.

Jika Gunung Krakatau mendapatkan vote lebih banyak, maka akan masuk ke semifinal 2 dan bersaing keunikan dari Gunung Etna di Italia.

Jika Krakatau memenangkan kompetisi ini, maka segala fakta dan keunikan dari gunung tersebut akan dibahas dan dikupas tuntas oleh para vulkanologis di Twitter.

“Kita senang saja. Dari kompetisi ini begitu banyak manfaatnya yang bisa didapatkan masyarakat Indonesia dan di dunia. Sehingga mereka tahu informasi menarik dari para vulkanolog tentang gunung yang ada di Indonesia dan di luar negeri,” ujar Devy saat dihubungi KompasTravel, Selasa (27/2/2018).

Bahkan jika Gunung Krakatau masuk dalam fase berikutnya, Devy menilai bisa membuat gunung api tersebut semakin terkenal. Alhasil bisa menarik para turis asing untuk wisata melihat gunung api di Indonesia.

“Di sisi lain ini bisa juga membuat (Krakatau) makin terkenal, dan turis akan datang. Kita orang Indonesia senang saja mau dibahas, apalagi kalau nanti turis asing mau datang. Mungkin banyak orang asing yang baru tahu soal Krakatau dan jadinya mereka mau datang dan wisata ke sini (Indonesia),” kata Devy.

Gunung-gunung yang terpilih, menurut Devy merupakan gunung yang terkenal dari setiap negaranya.

Adapun, Gunung Krakatau kini mendapat pilihan voting lebih tinggi dibandingkan Gunung Fuego, Guatemala yaitu 52 persen. Total pemilih Gunung Krakatau dan Gunung Fuego yaitu 2.298 pemilih.

Selanjutnya, kata Devy, dalam Volcano Cup 2018 ini seluruh masyarakat dunia bisa bertanya terkait gunung api melalui media sosial Twitter yang nanti akan dijawab oleh pakarnya atau para vulkanolog.

“Misalnya saja contoh sederhana, jika gunung api meletus kemudian bandara ditutup. Banyak orang yang tidak tahu alasannya. Nah, di sini juga dibahas bahwa abu vulkanik jika terlihat dari dekat bentuknya kristal. Sehingga jika masuk ke dalam mesin pesawat bisa merusak bahkan mematikan mesin. Jadi banyak ilmu yang sederhana dan berusaha kita (vulkanolog) sampaikan,” kata dia.

Volcano Cup 2018 ini sendiri kata Devy, bukanlah kompetisi yang resmi dari institusi vulkanologi internasional.

Akan tetapi, ini adalah sebuah cara yang dilakukan para vulkanolog untuk menyampaikan fakta-fakta dari gunung api kepada masyarakat dengan cara yang tidak membosankan.

https://travel.kompas.com/read/2018/02/27/180000527/pesona-gunung-krakatau-kalahkan-gunung-gunung-api-negara-lain

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke