Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bandara Morowali, Cerita Perkembangan Transportasi di Sulteng

Kini, bandara tersebut sudah terbangun lengkap dengan berbagai fasilitas penunjangnya. Bandara Morowali sudah siap melayani penumpang massal, baik carter maupun penerbangan dengan jadwal terbatas.

Bandara Maleo berada di Desa Umbele, Kecamatan Bumiraya, Kabupaten Morowali. Bandara yang dibangun di atas lahan 158 hektar ini menghabiskan dana Rp 35 miliar untuk pembangunannya. Dana tersebut bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Menengok sebelum adanya pembangunan bandara tersebut, transportasi masih menggunakan jalan darat dan laut. Dengan kontur Morowali yang banyak pegunungan dan bentang alam kapur, jalan darat harus menempuh 8-9 jam dari Kendari, dengan catatan jalan tidak amblas, longsor dan lainnya.

Sementara dari Palu ibu kota provinsinya, ditempuh hingga 12 jam perjalanan, dan dari Makassar hingga 23 jam perjalanan.

Ia menceritakan, setelah itu mulai dibuka jalan darat dari Palu dan Kendari ke Poso (sebelum Morowali jadi dari pemekaran Kabupaten Poso pada 2000) di tahun 1980, dengan menggunakan alat berat. Jalan offroad tersebut masih harus menggunakan mobil 4x4, sebelum sekitar tahun 1990-an diaspal.

Wacana pembangunan Bandara Maleo, Morowali telah terdengar sejak 2007. Pada saat itu pula mulai dilakukan pembebasan lahan milik masyarakat.

"Dari masyarakat pun hampir tak ada penolakan, bahkan mereka sangat antusias saat pendaratan pertama," tuturnya.

Masyarakat Morowali terutama yang berada di sekitar Bandara menurutnya sangat antusias dengan adanya bandara tersebut.

"Pendaratan pertama kita itu penuh masyarakat yang mereka datang untuk melihat pesawat, pertama kalinya mendarat di kotanya ini. Kalau helikopter dari saya lahir di sini pun sudah ada punya pertambangan," tutur Rizal.

Selama dibukanya penerbangan rutin terbatas hingga Desember 2017, kuota penumpang selalu penuh. Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Kabupaten Morowalo Moh. Jafar Hamid menambahkan bahwa saat dilaksanakan penerbangan tersebut, antusias masyarakat sangat tinggi.

“Antreannya sampai panjang jauh sebelum jadwal penerbangan, pemesanan sangat tinggi. Bahkan pesan bisa satu minggu sebelum,” tutur Jafar.

Syarif, salah satu warga asli Morowali menuturkan cukup antusias dengan beroperasinya bandara tersebut. Ia berharap akan membantu perekonomian masyarakat banyak.

"Soalnya selama ini sulit buat bepergian kirim barang dan lainnya. Semoga bisa bantu ekonomi rakyat, ya," tuturnya kepada KompasTravel saat mengunjungi warung miliknya.

https://travel.kompas.com/read/2018/03/02/190750227/bandara-morowali-cerita-perkembangan-transportasi-di-sulteng

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke