Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Rumah Masa Perjuangan yang Kini Jadi Sentra Tenun di Pekanbaru

Ketika berkunjung ke sana, bangunan rumah kayu bewarna kecoklatan ini masih berdiri kokoh. Di depan pintu terdapat sebuah lembaran kertas berisikan penjelasan mengenai ikhwal bangunan tersebut.

Di dalamnya dijelaskan bahwa rumah ini merupakan milik H Yahya dan ditempati oleh keluarganya, yakni terdiri istri dan kelima anaknya.

Pada masa pra kemerdekaan rumah ini pernah dijadikan basis para pejuang, gudang logistik dan dapur umum. Sementara itu, pasca kemerdekaan sekitar tahun 1958, rumah tersebut digunakan sebagai tempat tinggal Tentara Nasional Indonesia Pusat di era penumpasan pemberontakan PRRI di Sumatera Bagian Tengah khususnya di Provinsi Riau.

Ketika saya berkunjung ke Rumah Tenun tersebut, terdapat beberapa wanita sedang asyik menenun menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM). Terdapat sekitar enam ATBM di sana.

Salah satu penenun, Ruhaya (44) mengatakan telah melakukan aktivitas menenun selama tujuh tahun belakangan. Bagi dia, menenun tidaklah sulit asalkan paham akan caranya.

Ada beberapa motif kain tenun yang dia buat. Antara lain motif siku keluang, siku awan, pucuk rebung, tampuk manggis, itik pulang petang, dan lebah bergayut.

Bagi Rahayu, motif tenun tersulit adalah motif siku keluang. Sebab motif dibuat begitu padat dan membutuhkan konsentrasi juga ketelitian.

Tidak hanya melihat para penenun, tetapi wisatawan pun bisa membeli kain tenun di sana. Harga setiap kain tenun pun beragam tergantung ukuran dan banyaknya kain. Rata-rata kain tenun memiliki ukuran panjang dua meter dan lebar 115 sentimeter. Satu kain bisa didapatkan mulai dari Rp 600.000.

Nah, bila Anda ingin berkunjung ke Rumah Tenun Kampung Bandar ini, lokasinya tak jauh dari Rumah Singgah Sultan Siak yang berada di bawah Jembatan Siak 2. Rumah Tenun ini buka mulai pukul 09.00 WIB hingga 17.00 WIB.

https://travel.kompas.com/read/2018/03/21/183100727/rumah-masa-perjuangan-yang-kini-jadi-sentra-tenun-di-pekanbaru

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke