Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Gurihnya Kuah Tuhe dari Lhokseumawe

Tangannya lincah memasukkan ketan putih dan hitam ke dalam mangkuk yang telah disiapkan. Di atasnya putu diletakkan. Barulah durian yang telah dilumerkan dicampur ke dalam mangkuk itu.

Sore itu, bersama suaminya dia sibuk menyiapkan kuah tuhe (mirip kolak durian). Penganan lokal khas Aceh itu menjadi sajian khusus dagangan Mailani sejak setahun lalu.

Sejak pukul 09.00 WIB Mailani sibuk membuat penganan itu. Dalam sehari dia menyiapkan pulut ketan sebanyak dua bambu. “Satu bambu untuk ketan hitam, sebambu lagi ketan putih,” katanya sambil tersenyum.

Sesekali tangannya membenarkan letak jilbab hitam sore itu. Sedangkan sang suami sibuk memotong pisang raja dan memotong-motong kecil nangka yang dibalur dalam kuah tuhe.

Makanan ini umumnya mudah ditemui ketika bulan Ramadhan tiba. Dijadikan salah satu menu utama buat berbuka puasa. Kini, mudah pula ditemui di hari biasa.

Sejak pukul 15.00 dia mulai menyiapkan dagangannya. Kegiatan itu rutin hingga malam hari. Pukul 22.00 baru warung itu ditutup. “Yah, lumayan untungnya. Cukuplah buat keperluan rumah tangga,” ujarnya merendah.

Salah seorang penikmat kuah tuhe, Sirajul Munir menyebutkan kelebihan makanan itu yakni nikmat dan lemaknya pas. “Kuah tuhe itu kalau tidak pas lemaknya agak menggelikan. Agak tidak enak perasaan kita makan,” sebutnya.

Nah, jika Anda ke Lhokseumawe, silakan mencoba kuah tuhe itu. Penganan tradisional itu kini mudah ditemui. Semakin nikmat dan melegenda.

https://travel.kompas.com/read/2018/04/02/092200927/gurihnya-kuah-tuhe-dari-lhokseumawe

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke