Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cara Mendapat Sunrise Terbaik di Penanjakan Bromo Tengger

Salah satu tempat terbaiknya berada di bukit-bukit kawasan Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, karena yang terdekat menuju Gunung Bromo.

Suasana dingin yang menggigit di tengah kegelapan malam menjadi sensasi tersendiri berburu indahnya matahari terbit. Perjalanan yang cukup jauh, medan yang khas, dan berbagai tantangan lain harus disiapkan oleh wisatawan saat ke sana.

Berikut KompasTravel rangkum tips untuk berburu keindahan matahari terbit di sisi Kaldera Tengger, dari puncak-puncak bukit di Pasuruan.

Agar tidak terlambat melihat momen matahari terbit, tentunya Anda harus memperhitungkan waktu dan jarak tempuh. Desa terakhir sebelum masuk hutan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) ialah Desa Wonokitri.

Jika di bulan-bulan April, matahari terbit sekitar pukul 05.00, baiknya Anda sampai di desa terakhir sebelum 03.20, dan sampai di gerbang masuk TNBTS maksimal pukul 03.30.

Pasalnya, jika lebih dari itu wisatawan sudah mulai memenuhi jalan-jalan, alhasil kendaraan jeep Anda pun perlu mengantre lama.

Jika sudah macet cukup lama, solusinya ialah naik ojek, atau trekking berjalan kaki ke puncak-puncak pengamatan matahari terbit.

Suhu dingin yang cukup ekstrem akan Anda rasakan ketika memasuki TNBTS. Di atas ketinggian sekitar 2.600 meter di atas permukaan laut itu suhu bisa mencapai 10 derajat celcius. Belum lagi embusan angin yang dingin bertiup.

Untuk itu, Anda bisa mempersiapkan jaket tebal, penutup kepala seperti kupluk, atau wind breaker lainnya. Sarung tangan juga penting, saat sudah mencapai puncak-puncak tempat pengamatan matahari terbit.

Bagi yang tidak bawa, Anda bisa menyewa atau membeli alat-alat tersebut. Seperti sewa jaket tebal di puncak Pananjakan seharga Rp 20.000, lalu sarung tangan, syal, dan kupluk masing-masing dijual Rp 15.000.

Jalan menuju Puncak Pananjakan yang berkelok-kelok berpotensi membuat wisatawan rawan mabuk, apalagi bagi yang duduk menyamping di belakang jeep. Bambang salah satu operator jeep di Tengger menyarankan bagi yang rentan mabuk, lebih baik duduk di depan.

Namun, menurutnya tergantung kecakapan supir dalam mengemudi, jika baik maka tidak membuat mual.

“Di kursi depan memang saya utamakan buat yang rentan mabuk, kalau nggak biasa duduk nyampig di belakang dengan jalan kelok-kelok emang bikin mual,” kata Bambang.

Pemandu wisata di Tengger menyarankan untuk kunjungan khusus melihat matahari terbit yang terbaik ialah di musim kemarau, yaitu bulan Juni, Juli, Agustus, dan puncaknya pada September.

Jika sudah masuk musim hujan, selain dikhawatirkan hujan, juga presentase kabut lebih banyak menutupi indahnya matahari terbit.

https://travel.kompas.com/read/2018/04/22/171642427/cara-mendapat-sunrise-terbaik-di-penanjakan-bromo-tengger

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke