Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dari Desa ke Desa Berburu Matahari Terbit di Sisi Gunung Bromo

Tepat pukul 03.00 WIB kami yang berada di Lodge Langit Bromo, Plataran pun kian bersiap memulai petualangan berburu matahari terbit dari tempat terbaik di kawasan Bromo.

Perjalanan menuju kawasan Bromo ini ditempuh via jalur Pasuruan, kami bertolak dari penginapan yang berada di Desa Ngadiwono, Kecamatan Tosari yang hanya berjarak 45 menit ke Puncak Penanjakan.

Puncak Penanjakan disebut-sebut sebagai posisi terbaik melihat keindahan matahari terbit dan puncak Gunung Bromo.

“Puncak Penanjakan itu lebih tinggi dari puncak Bromo-nya, dari sana bisa lihat gugusan pegunungan, Kawah Bromo, Semeru, sunrise, macam-macam. Nanti semua orang ke sana dulu,” tutur Bambang, warga Tengger, pengemudi Hardtop (jeep) yang sudah 25 tahun lebih menggantungkan hidupnya di Bromo.

Posisi kami menginap merupakan kawasan penginapan yang terdekat ke arah Bromo, tidak perlu berangkat dari pukul 02.00 bahkan 00.00 WIB seperti dari lokasi lainnya. Wisatawan pun bisa tidur sejenak mempersiapkan fisik sebelum pendakian.

Suasana tersebut mengingatkan saya akan peringatan Hari Kartini. Bambang mengatakan, bagi perempuan Tengger, kemalasan adalah bukan pilihan, pantang meminta pada suami sebelum berusaha, itulah motivasi perempuan darah Tengger yang asli.

Kol, kentang, kubis, apel jadi komoditi utama hasil kebun Tengger yang ikut diperjualbelikan di Pasar Tosari, pasar pertama yang kami lintasi pagi itu. Di pasar itu ada jeep point bagi wisatawan yang belum menyewa jeep 4x4 untuk ke Bromo.

Sebelumnya, kami juga melewai sisi Desa Podokoyo, Kecamatan Tosari. Desa Podokoyo paling majemuk soal agama. Lima agama bisa hidup rukun berdampingan, bahkan saling membantu saat perayaan adat masing-masih dan pembangunan rumah ibadah.

“Desa Podokoyo empat kali berturut-turut juara kerukunan beragama di Kabupaten Pasuruan. Tempat ibadah lima agama lengkap ada di sini, tidak ada pelarangan membangun, bahkan hukum adat Tengger digunakan untuk bantu membangun itu,” ujar Yanuar, warga Tengger yang juga memandu rombongan kala itu.

Berbagai kebudayaan Tengger yang asli masih bisa anda temukan di sini, pementasan adat dan ritual budaya pun masih rutin diselenggarakan tiap tahunnya. Ada upacara Kasada, upacara Karo, Barikan, upacara Pagenepan, prosesi Pujan, dan selametan Entas-entas.

Sampai lah kami di pintu gerbang Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Di sini ada pengecekan jumlah wisatawan dan pembayaran tiket masuk.

Harga tiket masuk untuk wisatawan nusantara Rp 27.500 di hari kerja, dan Rp 32.500 di akhir pekan. Sedangkan bagi wisatawan mancanegara 10 kali lipatnya.

Raungan mesin jeep berkapasitas 4.500 cc pun kian terdengar ketika kami memasuki medan menanjak dan berkelok. Ya, kita sudah memasuki area salah satu hutan Kawasan Bromo yang banyak ditumbuhi pohon-pohon cemara.

Bambang menyarankan bagi yang rentan mabuk, lebih baik duduk di depan. Namun, menurutnya tergantung kecakapan sopir dalam mengemudi, jika sopir mengemudi dengan baik maka penumpang tidak mual.

“Di kursi depan memang saya utamakan buat yang rentan mabuk, kalau nggak biasa duduk nyamping di belakang dengan jalan kelok-kelok memang bikin mual,” kata Bambang.

Pos-pos Pengamatan Matahari Terbit

Tidak lama, kita melewati Pos Dingklik, yang merupakan salah satu opsi melihat matahari terbit. Terdapat beberapa jeep yang memilih berhenti di sini, agar tidak terlalu jauh ke Puncak Penanjakan.

Selang tiga menit rombongan sampai di Bukit Cinta, bukit dengan ketinggian 2.680 meter di atas permukaan laut ini juga jadi opsi wisatawan berburu sunrise. Terdapat tembok besar bertuliskan Love Hill Bromo Tengger sebagai penanda sekaligus tempat berfoto.

Salah satu titik ter macet ialah Bukit Kingkong, tempat ini juga jadi opsi melihat keindahan Bromo yang dihias matahari terbit.

“Tapi yang terbaik tetap Penanjakan. Wisatawan yang jauh-jauh start dari Malang, Probolinggo, biasanya cuma sampai sini. Supaya mereka bisa turun duluan nanti ke Bromo siangnya,” ujar Bambang.

Tepat pukul 04.03 sampailah kami di Puncak Penanjakan. Deretan kios penjual gorengan, jagung bakar dan kentang bakar menggoda kami untuk beristirahat sejenak. Suhu kala itu 15 derajat celcius, tetapi angin yang terus berembus membuat dingin sangat menusuk.

Pagi ini fajar tiba sekitar pukul 05.00 WIB, tetapi wisatawan sudah memenuhi lokasi Penanjakan satu jam sebelumnya untuk mengamankan tempat duduk.

Posisi sunrise view di sini berupa tribun 10 tingkat berbentuk setengah lingkaran, tentunya menghadap timur. Tripod para kameraman sudah terpasang di berbagai sudut tribun, blitz kamera pun mulai bergatian merekam suasana.

Selain matahari terbit di sisi timur, Anda dapat meihat puncak Gunung Semeru berkumpul akrab dengan pegunungan Kaldera Tengger lainnya, yaitu Gunung Bromo, Gunung Kursi, Watangan, dan Gunung Widodaren.

Dari sini pula Anda bisa melihat gagahnya puncak tertinggi di Pulau Jawa, Puncak Mahameru (3.676 mdpl). Sebagian kawah Bromo, savana, dan lautan pasir pun terlihat dari atas sini, sungguh menakjubkan.

Bagi Anda yang pertama kali mengunjungi Bromo, jangan lewatkan destinasi ini. Pengorbanan bangun dini hari, dan guncangan di jeep akan terobati saat melihat indahnya sunrise bersama keluarga, pasangan, atau teman di sini.

https://travel.kompas.com/read/2018/04/23/081600727/dari-desa-ke-desa-berburu-matahari-terbit-di-sisi-gunung-bromo

Terkini Lainnya

Harga Tiket Wisata Pantai di Bantul Terkini, Parangtritis hingga Pandansimo

Harga Tiket Wisata Pantai di Bantul Terkini, Parangtritis hingga Pandansimo

Travel Update
Ada Pungli di Curug Ciburial Bogor, Sandiaga: Perlu Ditindak Tegas

Ada Pungli di Curug Ciburial Bogor, Sandiaga: Perlu Ditindak Tegas

Travel Update
Menparekraf Bantah Akan Ada Pungutan Dana Pariwisata kepada Wisatawan

Menparekraf Bantah Akan Ada Pungutan Dana Pariwisata kepada Wisatawan

Travel Update
Sandiaga Dukung Sanksi Tegas untuk Penyulut 'Flare' di Gunung Andong

Sandiaga Dukung Sanksi Tegas untuk Penyulut "Flare" di Gunung Andong

Travel Update
Waktu Terbaik untuk Beli Tiket Pesawat agar Murah, Jangan Mepet

Waktu Terbaik untuk Beli Tiket Pesawat agar Murah, Jangan Mepet

Travel Tips
Taman Burung-Anggrek di Papua: Lokasi dan Harga Tiket Masuk

Taman Burung-Anggrek di Papua: Lokasi dan Harga Tiket Masuk

Travel Update
5 Air Terjun di Probolinggo, Ada Air Terjun Tertinggi di Jawa

5 Air Terjun di Probolinggo, Ada Air Terjun Tertinggi di Jawa

Jalan Jalan
4 Festival di Hong Kong untuk Dikunjungi pada Mei 2024

4 Festival di Hong Kong untuk Dikunjungi pada Mei 2024

Jalan Jalan
Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Jalan Jalan
Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Travel Update
5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

Travel Tips
Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Travel Update
Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Travel Update
Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke